HOME SMT I SMT II SMT III SMT IV SMT V SMT VI SMT VII SMT VIII

Kamis, 10 Desember 2009

TANTANGAN MEDIA

Tantangan dalam menghadapi perkembangan industri media

Ada dua aspek yang perlu kita perhatikan dalam menghadapi industri media saat ini:
Menyangkut perangkat keras (hardware) atau produk teknologi informasi dan komunikasi. Berbagai produk teknologi yang berkembang pesat akhir-akhir ini praktis telah menjelma menjadi medium-medium baru dalam penyampaian informasi.
Menyangkut pergeseran struktur dan mekanisme dalam industri media itu sendiri, yang mengakibatkan perubahan pula dalam pola kerja dan operasional industri media. Pergeseran ini terjadi terutama karena didorong oleh faktor-faktor lingkungan global, seperti proses globalisasi, yang imbasnya mempengaruhi industri media di Indonesia.
Tantangan bagi praktisi komunikasi dalam menghadapi industri media di era globalissi antara lain:

Munculnya jenis-jenis media baru
Sebagai contoh, telepon seluler atau HP pada awalnya hanyalah alat komunikasi pengganti telepon, yang memiliki keunggulan dari segi mobilitas. Namun, HP jenis terbaru memiliki fungsi yang beraneka ragam. Mulai dari kalkulator, notepad (untuk membuat tulisan), membuat presentasi, melakukan transaksi perbankan, menggantikan peran komputer biasa untuk menjelajah internet, mengirim dan menerima e-mail, menerima dan mengirim berita, bahkan menerima siaran televisi.

Media yang semakin bersifat interaktif
Berkat perkembangan teknologi Internet, media lama seperti televisi juga bisa berubah sifat atau karakternya. Jika sebelumnya penonton televisi hanya dapat bersikap pasif, dalam arti hanya bisa “pasrah” memilih dari sekian channel yang tersedia, kini mereka bisa bersikap jauh lebih aktif.

Munculnya jenis “jurnalisme baru”
Media internet sendiri, sebagai suatu media baru (new media), pada gilirannya juga telah menghadirkan sekian macam bentuk jurnalisme yang sebelumnya tidak kita kenal. Salah satunya adalah yang kita sebut sebagai “jurnalisme warga” (citizen journalism). Dengan biaya relatif murah, kini setiap pengguna Internet pada dasarnya bisa menciptakan media tersendiri. Mereka dapat melakukan semua fungsi jurnalistik sendiri, mulai dari merencanakan liputan, meliput, menuliskan hasil liputan, mengedit tulisan, memuatnya dan menyebarkannya di berbagai situs Internet atau di weblog yang tersedia gratis. Dengan demikian, kehadiran “jurnalisme warga” ini juga telah menjadi tantangan bagi jenis “jurnalisme mapan,” yang diterapkan di media-media konvensional, seperti: suratkabar, majalah, radio, dan televisi.

Membaurnya Newsroom dan Bagian Bisnis
Tren terakhir menunjukkan semakin ketatnya iklim persaingan dan semakin menguatnya nilai-nilai kepentingan ekonomi (profit) atas nilai-nilai “jurnalisme murni”. Pemilihan topik atau isyu untuk diliput, misalnya, semakin mempertimbangkan faktor untung-rugi (cost-benefit) secara finansial. Jadi, tidak semata-mata hanya mempertimbangkan nilai “jurnalisme murni.”

“Kesadaran akan aspek finansial” di kalangan jurnalis
Sejak kondisi ekonomi nasional memburuk akibat krisis moneter pada awal tahun 1990-an, secara otomatis ditanamkan kesadaran akan biaya dalam peliputan berita. Jadi, yang dipertimbangkan bukan cuma nilai jurnalistik semata.

Tekanan kompetisi dan pengelompokan media
Terakhir, tekanan kompetisi lokal maupun global, serta dorongan untuk makin meningkatkan efisiensi, menurunkan cost, dan meningkatkan profit, memunculkan berbagai merger atau aliansi antara berbagai institusi media, khususnya di media televisi siaran di Indonesia.

Hal ini bisa dilihat dari mengelompoknya RCTI, TPI, dan Global TV di bawah payung MNC (PT. Media Nusantara Citra). Kelompok kedua, dengan payung PT. Bakrie Brothers (Grup Bakrie), membawahi: ANTV dan Lativi. Kelompok ketiga, dengan payung PT. Trans Corpora (Grup Para), membawahi: Trans TV dan Trans-7 (dulu TV7).
Dengan demikian, seorang jurnalis mungkin akan dituntut untuk memiliki kemampuan menulis dengan format yang berbeda-beda, karena tulisannya bukan cuma akan dimuat di satu jenis media, tetapi juga di jenis-jenis media lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar