HOME SMT I SMT II SMT III SMT IV SMT V SMT VI SMT VII SMT VIII

Selasa, 27 Oktober 2009

PROMOSI BERORIENTASI KONSUMEN

• Tujuan pemasar
 Dalam promosi berorientasi konsumen, para pemasar memiliki tiga kategori tujuan umum:
1. Menghasilkan pembelian percobaan.
2. Mendorong pembelian ulang.
3. Memperkuat citra merek.
• Imbalan konsumen
 Teknik promosi akan memberi imbalan kepada konsumen yang mendorong bentuk perilaku tertentu.
1. Imbalan langsung:
penghematan atau hadiah yang langsung diberikan setelah konsumen melakukan perilaku yang dispesifikasi oleh pemasar.
2. Imbalan yang tertunda:
imbalan yang mengikuti perilaku tersebut selama periode tertentu.

SAMPLING PRODUK
• Sampling meliputi segala metode yang digunakan untuk menyampaikan produk aktual atau trial-sized kepada para konsumen.
• Sampling merupakan saran promosi penjualan yang utama untuk menghasilkan penggunaan percobaan
• Metode-metode distribusi sampling:
 Pos langsung.
 Surat kabar dan majalah.
 Dari pintu ke pintu oleh kru khusus.
 Sampling on- or in- pack.
 Lokasi lalu lintas yang ramai.
 Sampling in store.
• Tren sampling saat ini
 Penentuan sasaran yang meningkat.
 Metode distribusi yang kreatif.
 Mengestimasi ROI (Return on Investment)
- ROI menjadi sarana yang dapat digunakan untuk menilai apakah suatu investasi dalam program sampling layak dilakukan.
• Sampling juga merupakan stimulan yang efektif bagi pembelian percobaan.
• Dampak sampling terhadap perilaku pembelian ulang mungkin dipengaruhi oleh mutu produk sampel.
• Situasi yang ideal untuk menerapkan metode sampling:
 Sampling harus digunakan apabila merek baru jelas lebih unggul dari merek-merek lain.
 Sampling harus digunakan apabila konsep produk sangat inovatif sehingga sulit dikomunikasikan dengan iklan saja.
 Sampling harus digunakan apabila anggaran promosi dapat menghasilkan percobaan konsumen dengan cepat.

• Masalah-masalah yang dihadapi dalam metode sampling:
 Mahal.
 Pengiriman sampel dalam jumlah besar merepotkan jasa pos atau distributor lainnya.
 Sampel yang dibagikan dari pintu-ke-pintu atau di lokasi lalu lintas mungkin boros dan tidak menjangkau pelanggan potensial.
 Sampling in- or on-package tidak melibatkan para konsumen yang bukan pembeli merek itu.
 Sampling in store seringkali gagal menjangkau konsumen yang cukup untuk menutup biayanya.
 Sampel dapat disalahgunakan konsumen.
 Dapat terjadi pencurian sampel yang dibagikan melalui pos.

PEMBERIAN KUPON
• Kupon adalah sarana promosi yang memberikan penghematan cents-off kepada konsumen bila menebusnya.
• Kupon diberikan melalui surat kabar, majalah, sisipan bebas, pos langsung, in or on packages, di tempat pembelian dengan cara pakert, di rak-rak, dan secara elektronis.
• Penggunaan kupon mengalami perkembangan yang relatif cepat.
• Dalam prosesnya, terdapat perubahan-perubahan yang terjadi dalam usaha menghindari kekusutan kompetitif, meningkatkan penentuan sasaran, dan mengurangi biaya distribusi.
• Pada tahun 1997, model freestanding insert (kupon yang mudah digunting oleh konsumen) menggantikan run-of-papers coupons.
• Selain itu, terdapat juga program kupon kooperatif di mana perusahaan jasa membagikan kupon untuk berbagai merek perusahaan atau merek-merek dari berbagai perusahaan.
• Kegiatan pemberian kupon memerlukan investasi yang besar untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
• Walaupun mahal, pemakaian kupon tetap menunjukkan bahwa tidak ada sarana promosi yang lebih baik atau secara ekonomis tidak layak.
• Untuk membuat metode pemberian kupon menjadi efisien dan efektif diperlukan program-program pemberian kupon yang kreatif dan inovatif.

• Kupon point-of-purchase:
Adalah Kupon yang dapat ditebus secara langsung.
Merupakan kupon yang dapat dilepas dari kemasan di tempat pembelian, yang menjadi imbalan langsung yang dapat mendorong konsumen untuk melakukan pembelian percobaan atas merek yang dipromosikan.

• Kupon shelf-delivered
Mesin kupon shelf-delivered merupakan cara yang inovatif untuk menjangkau konsumen dengan kupon ketika sedang membuat keputusan pemilihan merek.

• Kupon scanner-delivered
Sistem pemberian kupon scanner-delivered yang berhasil adalah milik Catalina Marketing Corp.
• Terdapat dua program:
• Checkout Coupon: menyerahkan kupon berdasarkan merek-merek tertentu yang telah dibeli oleh seorang pembeli.
• Checkout Direct: memungkinkan para pemasar menyerahkan kupon hanya kepada konsumen yang memenuhi persyaratan penentuan sasaran khusus produsen, dengan melihat: (1) demografis pembelian, (2) pola pembelian konsumen, (3) jumlah pemakaian produk.

• Kupon melalui Pos
• Umumnya pemasar menggunakan kupon yang disampaikan melalui pos untuk memperkenalkan produk baru atau produk yang diperbaiki.
Hasil riset membuktikan bahwa:
• Kupon ini mampu mencapai persentase penetrasi tertinggi ke rumah tangga.
• Memiliki tingkat penebusan tertinggi dari seluruh teknik penyampaian kupon secara massal.
• Meningkatkan jumlah pembelian produk.
• Kelemahannya: secara relatif lebih mahal dan tidak efisien.

• Kupon melalui Media
Kupon yang disampaikan melalui media memiliki exposure yang luas dan dapat menentukan demografi dan psikografi secara tepat.
• Freestanding insert yang disisipkan di media memiliki berbagai keunggulan:
• Biaya lebih murah dari kupon melalui pos.
• Berfungsi sebagai pengingat kepada konsumen.
• Berfungsi sebagai iklan.
Kelemahannya:
• Tingkat penebusan sangat rendah.
• Tidak menghasilkan banyak keinginan untuk bertransaksi.
• Umumnya lebih rawan terhadap penebusan yang tidak bertanggung jawab
• Kupon In- and On-Pack
• Kupon ini umumnya dimaksudkan untuk merangsang pembelian ulang (memiliki nilai bounce-back).
Keunggulannya:
• Tidak memerlukan biaya distribusi.
• Tingkat penebusannya jauh lebih tinggi.
• Kelemahannya:
• Tidak menjangkau konsumen nonpengguna merek bersangkutan.
• Rendahnya keinginan untuk bertransaksi.

Penebusan Kupon Yang Keliru
• Penebusan yang keliru terjadi pada setiap tahap proses penebusan.
• Konsumen: menyerahkan kupon yang telah kadaluarsa, kupon untuk item yang tidak dibeli, atau kupon untuk produk berukuran lebih kecil.
• Pramuniaga: menukarkan kupon tanpa melakukan pembelian.
• Manajemen toko: meningkatkan laba dengan menyerahkan kupon ekstra.
• Clearinghouse: menggabungkan kupon asli dengan kupon ilegal dan menyatakan semuanya sah.
• Misredeemers profesional (jalur M): menggunakan pengecer untuk berperan sebagai penyalur dimana kupon ditebus secara keliru dan menjalankan bisnis fiktif untuk dapat menebus kupon.

PREMIUM
• Merupakan artikel barang dagangan atau jasa yang ditawarkan oleh para produsen untuk mendorong tindakan di pihak wiraniaga, representatif perdagangan, atau konsumen.
• Memiliki kemampuan untuk:
– Menghasilkan pembelian percobaan.
– Memperkenalkan merek baru.
– Meningkatkan exposure display.
– Meningkatkan ekuitas merek.
1. Premium free-in-the-mail
 Promosi di mana konsumen menerima item premium dari produsen yang mensponsorinya sebagai imbalan untuk menyerahkan sejumlah bukti pembelian yang diminta.
 Bertujuan untuk merangsang pembelian percobaan, mempertahankan pelanggan serta mendorong pembelian ulang.
2. Premium in-, on-, and near-pack
a. Menawarkan item premium di dalam atau ditempelkan atau menjadikan paket itu sendiri sebagai paket premium.
b. Memberikan konsumen nilai langsung sehingga mendorong pembelian produk.
c. Premium near-package dapat meningkatkan volume penjualan di toko-toko yang menampilkan display dan berpartisipasi penuh.
3. Self-liquidating premium
• Konsumen mengirimkan sejumlah bukti pembelian yang disyaratkan bersama dengan uang untuk menutup biaya pembelian, penanngan, dan pengiriman melalui pos oleh produsen atas item premium.
• Dari segi produsen, item tersebut bebas biaya (self-liquidating).
4. Kartu telepon
• Dilakukan untuk mempertahankan pelanggan dan memberi konsumen hadiah tertunda.

Masih ada banyak metode lain dalam berpromosi seperti Price Off, Paket Bonus, Refunds, Undian, Promosi Overlay dan Tie-in, dll yang akan kita bahas pertemuan berikutnya.

Tugas:
Carilah 3 contoh kasus nyata dalam sebuah perusahaan yang telah menerapkan tehnik:
• Sampling
• Kupon
• Premium
Gunakan data-data penunjang seperti foto contoh barangnya, alat promosinya, dan instrument lain yang digunakan perusahaan, situasi/ case on location, serta hasil yang diperoleh (baik untung/rugi).

Waktu tugas selama satu minggu, sampai ada postingan materi berikutnya ke: ridlo.gtlo@gmail.com. Setiap tugas yang masuk dianggap sebagai nilai absensi.
**SELAMAT BEKERJA**

SADAR PADA DIRI DAN ORANG LAIN

Diri pribadi adalah suatu ukuran kualitas yang memungkinkan seseorang untuk dianggap dan dikenali sebagai individu yang berbeda dengan individu lainnya. Kualitas yang membuat seseorang memiliki kekhasan sendiri sebagai manusia ini, tumbuh dan berkembang melalui interaksi sosial, yaitu berkomunikasi dengan orang lain. Individu tidak dilahirkan dengan membawa kepribadian.

Pengalaman dalam kehidupan akan membentuk diri pribadi setiap manusia, tetapi setiap orang juga harus menyadari apa yang sedang terjadi dan apa yang telah terjadi pada diri pribadinya. Kesadaran terhadap diri pribadi ini pada dasarnya adalah suatu proses persepsi yang ditujukan pada dirinya sendiri.

PERSEPSI TERHADAP DIRI PRIBADI (self-perception)
Proses psikologis diasosiasikan dengan interpretasi dan pemberian makna terhadap orang atau objek tertentu, dikenal dengan persepsi. Menurut Fisher, persepsi didefenisikan sebagi interpretasi terhadap berbagai sensasi sebagai representasi dari objek-objek eksternal, jadi persepsi adalah pengetahuan yang dapat ditangkap oleh indera kita, karenanya persepsi mensyaratkan:
1. adanya objek eksternal yang dapat ditangkap oleh indera kita.
2. adanya informasi untuk diinterpretasikan.
3. menyangkut sifat representatif dari penginderaan.
Karenanya persepsi tidak lebih dari sekedar pengetahuan mengenai apa yang tampak sebagai realitas bagi diri kita. Realitas yang kita persepsikan seringkali adalah yang paling jelas, pribadi, penting dan terpercaya bagi kita. Sementara indera kita punya keterbatasan, karenanya bisa jadi pengetahuan yang kita simpulkan bukanlah suatu kenyataan yang sebenarnya.

SIFAT-SIFAT PERSEPSI
Persepsi terjadi di dalam benak individu yang mempersepsi, bukan didalam objek dan selalu merupakan pengetahuan tentang penampakan. Maka apa yang mudah menurut kita belum tentu mudah bagi orang lain, atau apa yang jelas menurut orang lain mungkin terasa membingungkan bagi kita. Dalam konteks inilah kita perlu memahami sifat-sifat persepsi:
1. persepsi adalah pengalaman.
Untuk memaknai seseorang, objek atau peristiwa kita menginterpretasikannya dengan pengalaman masa lalu yang menyerupainya. Pengalaman menjadi pembanding untuk mempersepsikan suatu makna.
2. persepsi adalah selektif.
Kita melakukan seleksi pada hal-hal yang kita inginkan saja, sehingga mengabaikan yang lain. Kita mempersepsikan hanya yang kita inginkan atas dasar sikap, nilai dan keyakinan yang ada dalam diri kita, dan mengabaikan karakteristik yang berlawanan dengan keyakinan atau nilai yang kita miliki.
3. persepsi adalah penyimpulan.
Mencakup penarikan kesimpulan melalui suatu proses induksi secara logis. Interpretasi yang dihasilkan melalui persepsi adalah penyimpulan atas informasi yang tidak lengkap. Artinya mempersepsikan makna adalah melompat pada suatu kesimpulan yang tidak sepenuhnya didasarkan atas data sesungguhnya, tapi hanya berdasar penangkapan indra yang terbatas.
4. persepsi tidak akurat.
Setiap persepsi yang kita lakukan akan mengandung kesalahan dalam kadar tertentu. Ini disebabkan oleh pengalaman masa lalu, selektivitas dan penyimpulan. Semakin jauh jarak antara orang yang mempersepsi dengan objeknya, maka semakin tidak akurat persepsinya.
5. persepsi adalah evaluatif.
Persepsi tidak pernah objektif, karena kita melakukan interpretasi berdasarkan pengalaman dan merefleksikan sikap, nilai dan keyakinan pribadi yang digunakan untuk memberi makna pada objek yang dipersepsi. Kita cenderung mengingat hal-hal yang memiliki nilai tertentu bagi diri kita (bisa sangat baik atau sangat buruk). Sementara yang biasa-biasa saja cenderung kita lupakan dan tidak bisa diingat dengan baik.

BEBERAPA ELEMEN PERSEPSI
1. sensasi/penginderaan dan interpretasi.
Ketika individu menangkap sesuatu melalui inderanya (melihat, mendengar, mencicipi, membau dan meraba) maka secara simultan ia akan menginterpretasikan makna dari hasil penginderaan.
2. Harapan.
Kita cenderung untuk mendengar apa yang kita harapkan untuk didengar dan melihat apa yang kita harapkan untuk dilihat.
3. bentuk dan latar belakang (figure & ground).
Persepsi mencakup pembedaan antara informasi yang menjadi figure (informasi yang dianggap penting/relevan) dan informasi yang menjadi background (informasi yang kurang penting/relevan).
4. perbandingan.
Orang biasanya ingin meyakini kebenaran persepsinya. Caranya adalah dengan melakukan perbandingan berdasarkan pengalaman yang pernah dialaminya.
5. konteks.
Seperangkat fenomena yang mendasari suatu objek untuk dimaknai.

KESADARAN PRIBADI (self-awarness)
Identitas diri adalah cara-cara yang kita gunakan untuk membedakan individu satu dengan individu-individu lainnya. Dengan demikian diri adalah suatu pengertian yang mengacu pada identitas spesifik dari individu. Fisher menyebutkan ada beberapa elemen dari kesadaran diri, yaitu konsep diri, self-esteem, dan multiple selves.
1. konsep diri adalah bagaimana kita memandang diri kita sendiri. Umumnya orang menggolongkan diri sendiri dalam tiga kategori;
a. karakteristik atau sifat pribadi adalah sifat yang dimiliki, seperti fisik (laki-laki, perempuan, tinggi, rendah, cantik, tampan, gemuk, dsb). Atau kemampuan tertentu (pandai, pendiam, rajin, cermat dsb)
b. karakteristik atau sifat sosial, misalnya introvert atau ekstrovert, ramah atau ketus,
periang atau pendiam.
c. peran sosial, contohnya ayah, ibu, guru, militer, polisi
2. self esteem, merupakan bagian yang inherent dari konsep diri. Self esteem kita adalah bagian dari interpretasi atau penyimpulan dari persepsi diri. Self-esteem berpengaruh pada perilaku komunikasi kita. Jika self-esteem kita tinggi, biasanya kita lebih percaya diri, mandiri dan merasa kompeten.
3. multiselves. Setiap kita kadang memiliki identitas yang berbeda dalam berbagai situasi atau kondisi. Misalnya di kelas sebagai guru, di rumah sebagai ayah.

MEMAHAMI ORANG LAIN DALAM KOMUNIKASI
suatu interaksi komunikasi melibatkan dua orang, akan terdapat dua pribadi yang harus dikenali, yaitu diri kita sendiri dari diri orang yang menjadi lawan bicara kita. Walaupun bukan hal mudah, ada tiga jenis informasi yang dapat kita gunakan untuk tujuan itu :
1. menyusun mekanisme proteksi, yaitu kita ingin mengetahui apa yang diharapkannya melalui komunikasi dengan kita.
2. melakukan pemahaman terhadap tujuan orang, kita dapat mengevaluasi kesungguhan atau akurasi dari penampilannya.
Setiap individu melakukan itu dalam rangka mencapai dua tujuan, yaitu mengurangi ketidakpastian dan perbandingan sosial. Ketika pertama bertemu dengan seseorang maka sejumlah pertanyaan muncul dalam diri kita. Selanjutnya kita akan berkomunikasi untuk mendapatkan sejumlah jawaban terhadap sejumlah pertanyaan. Jadi dalam tahap awal komunikasi antarpribadi, kita akan berusaha mengurangi ketidakpastian yang kita rasakan. Upaya ini pada dasarnya merupakan proses pemaknaan, yaitu menghilangkan makna-makna yang tidak sesuai hingga tersisa makna-makna yang kita anggap sesuai.
Perbandingan sosial adalah proses membandingkan diri kita dengan orang lain. Festinger mengatakan biasanya orang melakukan evaluasi diri, yaitu suatu cara untuk mengetahui diri kita sendiri (konsep diri). Selain itu juga kita ingin mengetahui bagaimana menilai diri kita (self esteem). Ketika melakukan perbandingan sosial, kita cenderung untuk membandingkan dengan yang setara. Artinya kita cenderung tidak melakukan evaluasi diri secara objektif, meskipun demikian ini merupakan cara yang sehat untuk menjaga kestabilan konsep diri dan self esteem.

PERSEPSI TERHADAP ORANG LAIN
Proses mempersepsi orang lain mencakup persepsi terhadap karakteristik fisik dan perilaku komunikasi orang tersebut. Steve Duck mengemukakan 3 hal berkaitan dengan itu :
1. perilaku tersebut mungkin terasa menyenangkan bagi kita, karena biasanya kita suka dengan senyuman dan pujian.
2. perilaku tersebut memberi informasi yang kita gunakan untuk membentuk semacam kesan mengenai kondisi internal seseorang (kepribadian, nilai, sikap, keyakinan).
3. perilaku seseorang dapat memberikan perkiraan mengenai kelanjutan hubungan di kemudian hari.

PERILAKU TERHADAP ORANG LAIN
Untuk dapat berkomunikasi secara efektif, kita berharap untuk dapat mempengaruhi persepsi orang lain terhadap diri kita. Kita menginginkan orang lain memiliki penilaian yang baik terhadap diri kita, paling tidak memiliki kesan bahwa kita konsisten dengan tujuan kita berkomunikasi dengannya. Kita dapat berharap bahwa prang lain dapat menjadi teman, pimpinan, pasangan dan berbagai peran sosial lainnya. Meskipun kita tidak bisa mengendalikan persepsi orang seperti yang kita mau, namun kita dapat mengarahkan persepsi mereka sesuai yang kita harapkan. Beberapa konsep yang menjelaskan itu antara lain :
1. Impression Management.
Erving Gooffman mengemukakan bagaimana setiap orang dalam kesehariannya memainkan macam-macam peran kepada orang lain. Tindakan itu sesuatu yang alamiah dan wajar dalam melakukan interaksi sosial. Konsep ini memandang KAP sebagai sebuah drama atau sandiwara. Sebagai partisipan dalam komunikasi kita bukan saja aktor tapi juga penulis skenario yang menulis naskah drama kehidupan nyata kita.
2. Rhetorical Sensitivity.
Dikemukakan oleh Rod Hart dan Don Burks, yang mengacu pada kualitas persepsi yang didasarkan atas kemungkinan-kemungkinan. Menerapkan konsep ini berarti peka terhadap diri sendiri, peka terhadap situasi, dan terutama peka terhadap orang lain. Tindakan ini mencakup pemilihan perilaku komunikasi yang sesuai bagi kombinasi antara diri kita, orang lain, dan situasi tertentu selama kegiatan KAP. Dengan kata lain konsep ini melakukan adaptasi terhadap sejumlah kemungkinan. Terdapat 5 karakteristik dari konsep ini:
a. mampu menerima kompleksitas pribadi.
b. Menghindari sikap kaku/keras dalam berkomunikasi dengan orang lain.
c. Menyeimbangkan kepentingan pribadi dengan kepentingan orang lain.
d. Meyadari kapan harus berkomunikasi dalam berbagai situasi yang berbeda.
e. Menyadarai pesan dapat disampaikan dalam berbagai cara untuk menyamapikan suatu
maksud.
3. atributional respons, merupakan cara lain penggunaan proses atribusi melalui perilaku kita sebagai reaksi atas tindakan orang lain. Setiap tindak komunikasi dalam percakapan dapat menyertakan ekspresi atau pernyataan atributif.
4. konfirmasi antar pribadi.
(Diambilkan dari blog “kuliahnya omith”)


Tugas:
Jelaskan pengertian istilah-istilah berikut:
Pengalaman hidup
Kesadaran
Kesadaran pribadi
Interpretasi
Penyimpulan
Indra
Evaluatif
Sensasi
Harapan
Figur
Konteks
Persepsi
Identitas diri
Konsep diri
Introvert
Ekstrovert
Self esteem
Multiselves
Impression management
Rhetorical sensitivity
Atribusional respons
Konfirmasi antar pribadi

Waktu tugas selama satu minggu, sampai ada postingan materi berikutnya ke: ridlo.gtlo@gmail.com. Setiap tugas yang masuk dianggap sebagai nilai absensi.
**SELAMAT BEKERJA**


PROSES KERJA JURNALISTIK

Urutan langkah pembuatan berita dari awal hingga ke percetakan adalah sebagai berikut:
1. Rapat Redaksi
2. Repotase
3. Penulisan Berita
4. EDITING: proses memeriksa kembali naskah/tulisan untuk menyempurnakan tulisan, yang menyangkut ejaan, gaya bahasa, kelengkapan data, efektivitas kalimat, dan sebagainya. Pelaku disebut editor atau redaktur
5. Setting dan Lay Out: proses pemilihan Setting merupakan proses pengetikan naskah yang menyangkut pemilihan jenis dan ukuran huruf. Sedangkan layout merupakan penanganan tata letak dan penampilan fisik penerbitan secara umum. Setting dan layout merupakan tahap akhir dari proses kerja jurnalistik.
Setelah proses ini selesai, naskah dibawa ke percetakan untuk dicetak sesuai oplah yang ditentukan.

PROSES EDITING (MENYUNTING NASKAH)

A. PENYUNTINGAN SECARA REDAKSIONAL kalimat agar logis, mudah dipahami, dan tidak rancu (benar ejaan, punya arti, dan enak dibaca). Editor memperhatikan data dan fakta
B. PENYUNTINGAN SECARA SUBSTANSIAL agar tetap akurat dan benar. Isi tulisan mudah dimengerti. Sistematika harus tetap terjaga. MENYUNTING BUKAN SEKADAR MEMOTONG TULISAN AGAR PAS DENGAN SPACE, TAPI JUGA MEMBUAT TULISAN YANG ENAK DIBACA DAN MENARIK, AND TIDAK MEMPUNYAI KESALAHAN FAKTUAL KEGIATAN EDITING
1. Memperbaiki kesalahan-kesalahan faktual.
2. Menghindari kontradiksi dan mengedit berita untuk diperbaiki.
3. Memperbaiki keaslahan ejaan (tanda baca, tatabahasa, angka, nama, dan alamat).
4. Menyesuaikan gaya bahasa dengan gaya surat kabar bersangkutan.
5. Mengetatkan tulisan (meringkas beberapa kalimat menjadi satu atau dua kalimat yang memiliki kejelasan makna serupa).
6. Menghindari dari unsure-unsur penghinaan, arti ganda, dan tulisan yang memeuakkan (bad taste).
7. Melengkapi tulisan dengan bahan-bahan tipografi (missal, anak judul/subjudul).
8. Menulis judul yang menarik.
9. Menulis keterangan gambar/caption untuk gambar/foto dan pekerjaan lain yang bersangkutan dengan cerita yang disunting.
10. Menelaah kembali hasil tulisan yang telah dicetak, mungkin masih terdapat kesalahan secara redaksional dan substansial.

FOKUS EDITOR
1. Sadar akan latar belakang para pembaca (umur, taraf hidup, dan gaya hidup) sehingga naskah diharapkan sesuai dengan latar belakang itu.
2. Tegas
3. Memperbaiki tulisan tanpa merusak cara penulis memaparkan pendapatnya.
4. Hati-hati dengan iklan terselubung yang masuk dalam tulisan.

ILMU JURNALISTIK- JIWA REDAKTUR
1. Memiliki wawasan luas
2. Berkepala dingin, sanggup bekerja dalam suasana tergesa-gesa dan rumit, tanpa menderita perasaan tertekan.
3. Cermat, hati-hati, tekun, dan tegas.
4. Melihat sesuatu dari sudut pandang pembaca (berorientasi pada kepentingan pembaca)

PRINSISP DASAR BAHASA JURNALISTIK/PERS
Harus jelas dan mudah dibaca, bahasa komunikasi massa dengan tingkat ukuran intelektual minimal. Menurut JS Badudu (1988) bahasa jurnalistik memiliki sifat-sifat khas di antaranya:
1. Singkat, artinya bahasa jurnalistik harus menghindari penjelasan yang panjang dan bertele-tele.
2. Padat, artinya bahasa jurnalistik yang singkat itu sudah mampu menyampaikan informasi yang lengkap. Menerapkan prinsip 5 wh, membuang kata-kata mubazir dan menerapkan ekonomi kata.
3. Sederhana, memilih kalimat tunggal dan sederhana, bukan kalimat majemuk yang panjang, rumit, dan kompleks. Kalimat yang efektif, praktis, sederhana pemakaian kalimatnya, tidak berlebihan pengungkapannya (bombastis)
4. Lugas, artinya bahasa jurnalistik mampu menyampaikan pengertian atau makna informasi secara langsung dengan menghindari bahasa yang berbunga-bunga .
5. Menarik, artinya dengan menggunakan pilihan kata yang masih hidup, tumbuh, dan berkembang. Menghindari kata-kata yang sudah mati.

Terdapat empat prinsip retorika tekstual yang dikemukakan Leech, yaitu prinsip prosesibilitas, prinsip kejelasan, prinsip ekonomi, dan prinsip ekspresifitas.

1. Prinsip prosesibilitas
Menganjurkan agar teks disajikan sedemikian rupa sehingga mudah bagi pembaca untuk memahami pesan pada waktunya. Dalam proses memahami pesan penulis harus menentukan:
(a) bagaimana membagi pesan-pesan menjadi satuan;
(b) bagaimana tingkat subordinasi dan seberapa pentingnya masing-masing satuan, dan (c) bagaimana mengurutkan satuan-satuan pesan itu.
Ketiga macam itu harus saling berkaitan satu sama lain. Penyusunan bahasa jurnalistik dalam surat kabar berbahasa Indonesia, yang menjadi fakta-fakta harus cepat dipahami oleh pembaca dalam kondisi apa pun agar tidak melanggar prinsip prosesibilitas ini.
Bahasa jurnalistik Indonesia disusun dengan struktur sintaksis yang penting mendahului struktur sintaksis yang tidak penting
Perhatikan contoh berikut: “Pangdam VIII/Trikora Mayjen TNI Amir Sembiring mengeluarkan perintah tembak di tempat, bila masyarakat yang membawa senjata tajam, melawan serta tidak menuruti permintaan untuk menyerahkannya. Jadi petugas akan meminta dengan baik. Namun jika bersikeras dan melawan, terpaksa akan ditembak di tempat sesuai dengan prosedur” (Kompas, 24/1/99). Contoh tersebut terdiri dari dua kalimat, yaitu kalimat pertama menyatakan pesan penting dan kalimat kedua menerangkan pesan kalimat pertama.

2. Prinsip kejelasan,
Yaitu agar teks itu mudah dipahami. Prinsip ini menganjurkan agar bahasa teks menghindari ketaksaan (ambiguity). Teks yang tidak mengandung ketaksaan akan dengan mudah dan cepat dipahami. Perhatikan Contoh berikut: (1)“Ketika mengendarai mobil dari rumah menuju kantornya di kawasan Sudirman, seorang pegawai bank, Deysi Dasuki, sempat tertegun mendengar berita radio. Radio swasta itu mengumumkan bahwa kawasan Semanggi sudah penuh dengan mahasiswa dan suasananya sangat mencekam” (Republika, 24/11/98). (2)“Wahyudi menjelaskan, negara rugi karena pembajak buku tidak membayar pajak penjualan (PPN) dan pajak penghasilan (PPH). Juga pengarang, karena mereka tidak menerima royalti atas karya ciptaannya” (Media Indonesia, 20/4/1997). Contoh (1) dan (2) tersebut tidak mengandung ketaksaan. Setiap pembaca akan menangkap pesan yang sama atas teks di atas. Hal ini disebabkan teks tersebut dikonstruksi oleh kata-kata yang mengandung kata harfiah, bukan kata-kata metaforis.

3. Prinsip ekonomi.
Prinsip agar teks itu singkat tanpa harus merusak dan mereduksi pesan. “Ketua DPP PPP Drs. Zarkasih Noer menyatakan, segala bentuk dan usaha untuk menghindari disintegrasi bangsa dari manapun atau siapapun perlu disambut baik” (Suara Pembaruan, 21/12/98)

4. Prinsip ekspresivitas.
Prinsip ini dapat pula disebut prinsip ikonisitas. Prinsip ini menganjurkan agar teks dikonstruksi selaras dengan aspek-aspek pesan. Dalam wacana jurnalistik, pesan bersifat kausalitas dipaparkan menurut struktur pesannya, yaitu sebab dikemukakan terlebih dahulu baru dikemukakan akibatnya. Demikian pula bila ada peristiwa yang terjadi berturut-turut, maka peristiwa yang terjadi lebih dulu akan dipaparkan lebih dulu dan peristiwa yang terjadi kemudian dipaparkan kemudian.
“Dalam situasi bangsa yang sedang kritis dan berada di persimpangan jalan, karena adanya benturan ide maupun paham politik, diperlukan adanya dialog nasional. “Dialog diperlukan untuk mengubur masa lalu, dan untuk start ke masa depan”. Tutur Prof. Dr. Nurcholis Madjid kepada Kompas di kediamannya di Jakarta Rabu (23/12)” (Kompas, 24/12/98).
Pada contoh tampak bahwa kalimat pertama menyatakan sebab dan kalimat kedua mendatangkan akibat. Pemakaian Kata, Kalimat dan Alinea Bahasa jurnalistik juga mengikuti kaidah bahasa Indonesia baku. Namun pemakaian bahasa jurnalistik lebih menekankan pada daya kekomunikatifannya.

Para pembelajar BIPA tingkat lanjut dapat mempotensikan penggunaan bahasa Indonesia ragam jurnalistik dengan beberapa usaha.
1. Pemakaian kata-kata yang bernas.
Kata merupakan modal dasar dalam menulis. Semakin banyak kosakata yang dikuasai seseorang, semakin banyak pula gagasan yang dikuasainya dan sanggup diungkapkannya. Dalam penggunaan kata, penulis yang menggunakan ragam BI Jurnalistik diperhadapkan pada dua persoalan yaitu ketepatan dan kesesuaian pilihan kata. Ketepatan mempersoalkan apakah pilihan kata yang dipakai sudah setepat-tepatnya, sehingga tidak menimbulkan interpretasi yang berlainan antara penulis dan pembaca. Sedangkan kesesuaian mempersoalkan pemakaian kata yang tidak merusak wacana.
2. Penggunaan kalimat efektif.
Kalimat dikatakan efektif bila mampu membuat proses penyampaian dan penerimaan itu berlangsung sempurna. Kalimat efektif mampu membuat isi atau maksud yang disampaikan itu tergambar lengkap dalam pikiran si pembaca, persis apa yang ditulis. Keefektifan kalimat ditunjang antara lain oleh keteraturan struktur atau pola kalimat. Selain polanya harus benar, kalimat itu harus pula mempunyai tenaga yang menarik.
3. Penggunaan alinea/paragraf yang kompak.
Alinea merupakan suatu kesatuan pikiran, suatu kesatuan yang lebih tinggi atau lebih luas dari kalimat. Setidaknya dalam satu alinea terdapat satu gagasan pokok dan beberapa gagasan penjelas. Pembuatan alinea bertujuan memudahkan pengertian dan pemahaman dengan memisahkan suatu tema dari tema yang lain.

Tugas:

Buatlah dua buah berita yang sama mengenai kejadian apa saja yang sedang terjadi di Gorontalo. Berita yang satu masih dalam tahap mentah/kasar yang masih harus dilakukan perbaikan di sana-sini, sedangkan berita yang satunya lagi merupakan hasil edit-an atas berita yang masih salah tersebut.
Panjang berita terserah, yang penting telah memenuhi unsur 5W+1H.

Waktu tugas selama satu minggu, sampai ada postingan materi berikutnya ke: ridlo.gtlo@gmail.com. Setiap tugas yang masuk dianggap sebagai nilai absensi.
**SELAMAT BEKERJA**

Jumat, 09 Oktober 2009

PROMOSI PERDAGANGAN

Promosi perdagangan dapat dipahami sebagai aksi Produsen yang mengarahkan tujuan pemasarannya kepada para pedagang grosir, pengecer, dan perantara pemasaran lainnya.
Periklanan dan promosi yang berorientasi konsumen cenderung gagal kecuali promosi perdagangan berhasil membujuk grosir untuk mendistribusikan produk dan pengecer untuk menyimpan kuantitas yang memadai.
Tujuan produsen untuk menggunakan promosi penjualan, antara lain:
Untuk memperkenalkan produk-produk baru atau yang direvisi.
Untuk meningkatkan distribusi paket-paket atau ukuran baru.
Untuk menyelenggarakan persediaan eceran.
Untuk mempertahankan atau meningkatkan luas rak penyimpan barang (share of shelf space) produsen.
Untuk mendapatkan display di samping lokasi rak yang normal.
Untuk mengurangi kelebihan persediaan dan meningkatkan perputaran.
Untuk mencapai fitur produk dalam periklanan pengecer.
Untuk menghadapi aktivitas pesaing.
Untuk menjual sebanyak mungkin kepada konsumen akhir.

Program Promosi Perdagangan

1.Insentif keuangan
Promosi perdagangan menawarkan para grosir dan pengecer kenaikan marjin laba dan/atau kenaikan volume penjualan.
2.Waktu yang tepat
Promosi perdagangan harus ditentukan waktu yang tepat bila:
1)Berkaitan dengan peristiwa musiman
2)Bersamaan dengan promosi penjualan yang berorientasi konsumen
3)Digunakan secara strategis untuk meng-offset kegiatan promosi pesaing
3.Meminimalkan usaha dan biaya pengecer
Semakin banyak usaha dan biaya yang dibutuhkan, semakin kecil kemungkinan para pengecer akan bekerjasama dalam suatu program yang mereka pandang hanya akan menguntungkan produsen.
4.Hasil yang cepat
Paling efektif dalam menghasilkan penjualan langsung atau peningkatan dalam lalu lintas toko.
5.Meningkatkan kerja pengecer
Promosi akan efektif jika membantu pengecer untuk melakukan penjualan yang lebih baik atau memperbaiki metode perdagangan.

Jenis-Jenis Promosi Perdagangan

Trade Allowance
Merupakan imbalan kepada grosir dan pengecer agar melaksanakan kegiatan yang mendukung merek produsen dengan cara:
1.Menyimpan merek produsen
2.Memberikan diskon kepada konsumen
3.Menggambarkannya dalam periklanan
4.Menyediakan display khusus atau dukungan point-of-purchase lainnya
Tujuan dilakukannya trade allowances:
1.Meningkatkan pembelian para grosir dan pengecer atas merek produsen.
2.Meningkatkan pembelian konsumen atas merek produsen dari pengecer.
Bentuk-bentuk utama trade allowances:

1. Slotting allowances
Merupakan biaya yang dibayar oleh produsen untuk mendapatkan akses ke slot atau lokasi yang harus disediakan pengecer dalam pusat distribusinya untuk mengakomodasi merek baru produsen.
Berlaku pada situasi di mana produsen berusaha agar salah satu mereknya (khususnya merek baru) agar diterima oleh pengecer.
Dilema yang dihadapi produsen: membayar biaya slotting allowances dan menutup biaya dari volume penjualan yang meningkat, atau menolak membayar biaya itu dan tidak dapat memperkenalkan merek baru.
Slotting allowances juga menjadi biaya yang sah, karena pengecer harus mengeluarkan beberapa biaya tambahan saat menerima merek baru dan menjadi semacam kebijakan asuransi apabila suatu merek mengalami kegagalan.
Produsen besar memiliki kemungkinan yang lebih kecil untuk harus membayar slotting allowances, karena mereka biasanya juga menanamkan modal yang besar untuk menarik konsumen untuk membeli produk mereka.
Slotting allowances selain menjadi bentuk entry fee agar merek baru dapat masuk ke pusat distribusi, tetapi beberapa pengecer juga memberlakukan exit fee (atau deslotting allowances) untuk mengeluarkan merek-merek yang tidak laku dari pusat distribusi mereka.

2.Bill-Back Allowances
Para pengecer akan menerima allowances jika mengiklankan merek-merek produsen (bill-back ad allowance) atau menyediakan display khusus (bill-back display allowance).
Bill-back allowances tidak langsung dikurangkan dari faktur pemesanan produk, tetapi setelah pengecer melaksanakan jasa periklanan atau menyediakan display atas merek produsen.

3.Off-Invoice Allowances
Off-invoice allowances adalah pengurangan harga sementara atas merek tertentu.
Merupakan deal yang dilakukan secara periodik yang memungkinkan para grosir dan pengecer untuk mengurangi suatu jumlah tertentu dari faktur.
Dengan menggunakan off-invoice allowances para produsen berharap dapat meningkatkan pembelian merek produsen dan membuat pengecer memberikan deal-deal kepada pembelanja dalam bentuk pengurangan harga.

Forward Buying
Dalam prakteknya, para pengecer tidak melaksanakan jasa untuk memperoleh trade allowances dari produsen.
Mata rantai ritel yang besar mungkin akan memanfaatkan off-invoice allowances tanpa memberikan potongan kepada para konsumen.
Selain itu off-invoice allowances juga sering digunakan pengecer untuk menimbun barang guna memanfaatkan pengurangan harga sementara. Setelah itu mereka melakukan forward buying ataupun diverting.
Dalam kegiatan forward buying, pengecer membeli barang dalam jumlah yang lebih besar daripada yang dibutuhkan dan menyimpannya dalam gudang.
Dengan begitu pengecer tidak perlu lagi membeli merek itu pada harga penuh.
Forward buying seharusnya dapat menguntungkan semua pihak, tetapi tidak selalu terjadi:
Penghematan dari forward buying seringkali tidak diberikan kepada konsumen.
Forward buying menyebabkan pengecer meningkatkan biaya distribusi yang mengalami penundaan.
Para produsen mengalami penurunan marjin akibat diskon harga yang mereka tawarkan.
Campbell Soup Company pernah menjadi korban forward buying selama bertahun-tahun.
Untuk mengatasinya, Campbell menjalankan program bills and hold di mana dia menagih pengecer segera setelah pengecer melakukan pesanan forward-bought, tetapi menunda pengiriman produk yang dipesan sampai jumlah yang diinginkan diminta oleh pengecer.

Diverting
Dalam kegiatan diverting, pengecer membeli dalam jumlah yang besar pada harga deal, kemudian menjual ke daerah lainnya.
Diverting terjadi apabila produsen membatasi deal pada daerah geografis yang terbatas dan bukan secara nasional.
Konsekuensi negatif dari aktivitas diverting:
Mutu produk secara potensial akan turun akibat tertundanya pengiriman produk dari tempat penyimpanan produsen ke rak ritel.
Kerusakan produk dapat menimbulkan bahaya-bahaya lainnya.

Tugas:
Buatlah sebuah tabel perbandingan yang berisikan tentang nilai Keunggulan dan Kelemahan masing-masing antara sistem Trade Allowance, Forward Buying, dan Diverting.

Waktu tugas selama satu minggu, sampai ada postingan materi berikutnya ke: ridlo.gtlo@gmail.com. Setiap tugas yang masuk dianggap sebagai nilai absensi.


MEMAHAMI HUBUNGAN ANTAR PRIBADI

Hubungan antarpribadi memainkan peranan penting dalam membentuk kehidupan kita. Kita tergantung kepada orang lain dalam perasaan, pemahaman informasi, dukungan dan berbagai bentuk komunikasi yang mempengaruhi citra diri kita dan membantu kita mengenali harapan-harapan orang lain. Sejumlah penelitian menunjukan bahwa hubungan antar pribadi membuat kehidupan menjadi lebih berarti. Sebaliknya hubungan yang buruk bahkan dapat membawa efek negative bagi kesehatan. Seperti yang ditemukan oleh Patel (Reardon; 1987; 159) bahwa hubungan antar pribadi dalam keluarga dan tempat kerja yang penuh stress dapat meningkatkan kemungkinan seseorang untuk hipertensi. Sebaliknya pasangan suami istri yang saling mencintai dan mereka yang memiliki jaringan teman yang menyenangkan cenderung terhindar dari hipertensi.

Orang memerlukan hubungan antarpribadi terutama untuk dua hal, yaitu perasaan (attachment) dan ketergantungan (dependency). Perasaan mengacu pada hubungan, yang secara emosional intensif. Sementara ketergantungan mengacu pada instrument perilaku antarpribadi, seperti membutuhkan bantuan, membutuhkan persetujuan, dan mencari kedekatan. Lebih lanjut selain kebutuhan berteman orang juga saling membutuhkan untuk kepentingan mempertahankan hidup. Kompleksitas kehidupan masa kini semakin membuat kita saling tergantung satu dengan yang lainnya, dibanding masa-masa sebelumnya. Hasilnya adalah kita saling perlu untuk saling berbagi dan bekerjasama.

Salah satu karakteristik penting dalam hubungan antarpribadi adalah bahwa hubungan tersebut banyak yang tidak diciptakan atau diakhiri berdasarkan kemauan/kesadaran kita. Kita terlahir kedalam berbagai hubungan, sebagian berkaitan dengan pekerjaan dan lainnya merupakan hasil dari perkawinan, dan kita tidak selalu bebas untuk membentuk hubungan. Hubungan semacam ini berbeda dari hubungan yang secara sadar kita pilih/bentuk, karena kendala-kendala yang terdapat pada perilaku para partisipannya. Artinya kita tidak bias begitu saja memutuskan keluar dari hubungan antara kita dengan pimpinan, teman, orang tua, adik/kakak, tanpa harus mengorbankan sesuatu (pekerjaan, perasaan dsb) meskipun demikian banyak juga hubungan yang tidak kita rencanakan dapat menghadirkan dukungan social.

Banyak factor yang mempengaruhi jumlah, jenis dan kualitas hubungan yang kita miliki, yang direncanakan maupun yang tidak kita rencanakan. Misalnya status social ekonomi, umur dan gender (jenis kelamin) akan mempengaruhi bukan saja kepada siapa kita berhubungan, tetapi juga bagaimana dan seberapa sering kita berinteraksi dengan orang lain. Orang yang memiliki status ekonomi yang berbeda akan meyebabkan peerbedaan sumber-sumber yang dimiliki untuk mengembangkan hubungan. Misalnya memiliki handphone dan memiliki modil akan membuat kita dapat berhubungan dengan orang yang mobilitasnya tinggi. Jenis pekerjaan dari oranng yang berbeda status social ekonominya juga mempengaruhi hubungan antarpribadinya, pekerjaan merupakan salah satu sumber hubungan social yang penting, karenanya mengetahui jumlah dan jenis hubungan antarpribadi mereka.

Sementara itu beberapa penelitian menemukan bahwa orang pada masa pension memiliki hubungan social yang relative terlambat. Menurunnya kesehatan dan mobilitas membuat mereka agak sulit melakukan sosialisasi. Perbedaan kesempatan kerja antara wanita dan pria dan perbedaan aktivitas di luar rumah di antara mereka juga telah menyebabkan perbedaan pola dan jenis hubungan antarpribadi antara pria dan wanita. Penelitian lainnya mngemukakan bahwa gender berpengaruh dalam hal cara berkomunikasi. Wanita dianggap lebih banyak berbicara sekedar untuk berbicara, bila dibandingkan dengan pria. Wanita lebih banyak terlibat dalam pembicaraan yang bersifat pribadi, dan pada umumnya juga wanita lebih menaruh perhatian pada kualitas interaksi/hubungan.

Uraian di atas menunjukan bahwa manusia tidak dapat menghindar dari jalinan hubungan dengan sesamanya. Kita meungkin memiliki kadar yang berbeda dlam membutuhkan orang lain, demikian pula mengenai nilai penting kuantitas dan kualitas hubungan antarpribadi. Meskipun demikian, secara pasti dapat dikatakan bahwa kita memrlukan hubungan antarpribadi. Bagian berikutnya kita akan membahas teori mengenai pengembangan hubungan, pemelliharaan, dan mengakhiri hubungan.

Teori-teori Pengembangan Hubungan
Pemahaman mengani hubungan merupakan suatu aspek penting dari studi komunikasi antar pribadi, karena hubungan berkembang dan berakhir melalui komunikasi. Telah puluhantahun para ahli mencoba untuk menentukan bagaimana hubungan terbentuk dan bagaimana hubungan berakhir. Pada bagian ini kita akan menyimak sejumlah teori yang menjelaskan bagaimana berkembangnya suatu hubungan. Dan tentunya penjelasan tersebut diharapkan akan memperkaya pemahaman kita terhdap proses pengembangan hubungan.
1.self disclosure. Self disclosure atau proses pengungkapan diri yang telah lama menjadi focus penelitian dan teori komunikasi mengenai hubungan, merupakan proses mengungkapkan informasi pribadi kita kepada orang lain dan sebaliknya. Sidney Jourard (1971) menandai sehat atau tidaknya komunikasi antar pribadi dengan melihat keterbukaan yang terjadi dalam komunikasi. Mengungkapkan yang sebenarnya mengenai diri kita kepada orang lain yang juga bersedia mengungkapkan yang sebenarnya tentang dirinya, dipandang sebagai ukuran dari hubungan yang ideal.

Ahli lain Joseph Luft (Reardon; 1987;163) mengemukakan teori self disclosure yang didasarkan pada model interaksi manusia, yang disebut Johari Window. Menurut Luft, orang memiliki atribut yang hanya diketahui oleh dirinya sendiri, hanya diketahui oleh orang lain, diketahui oleh dirinya sendiri dan orang lain dan tidak diketahu oleh siapapun. Jenis-jenis pengetahuan ini menunjuk pada keempat kuadran dari Johari Window. Idealnya, kuadran satu yang mencerminkan keterbukaan akan semakin membesar/meningkat.

Jika komunikasi antara dua orang berlangsung dengan baik, maka akan terjadi disclosure yang mendorong informasi mengenai diri masing-masing kedalam kuadran “terbuka”. Kuadaran 4 sulit untuk diketahui, tetapi mungkin dapat dicapai melalui kegiatan seperti refleksi diri dan mimpi.

Meskipun self-disclosur mendorong adanya keterbukaan, namun keterbukaan sendiri ada batasnya. Artinya perlu kita pertimbangkan kembali apakah menceritakan segala sesuatu tentang diri kita kepada orang lain akan menghasilkan efek positif bagi diri kita dengan orang tersebut. Bebrapa penelitian menunjukan bahwa keterbukaan yang ekstrim akan memberikan efek negative bagi hubungan.

Seperti dikemukakan oleh Shirley Gilbert (Littlejohn;1989; 161) bahwa kepuasan dalam hubungan dan disclosure memiliki hubungan kurvalinear, yaitu tingkat kepuasanmencapai titik tertinggi pada tingkat disclosure yang sedang (moderate).

1.Social Penetration. Altman dan Taylor (1973) mengemukakan suatu model perkembangan hubungan yang disebut social penetration atau penetrasi social, yaitu suatu proses di mana orang saling mengenal satu dengan lainnya. Model ini selain melibatkan self-disclosure juga menjelaskan bilamana harus melakukan self-disclosure dalam perkembangan hubungan.
Penetrasi merupakan proses bertahap, dimulai dari komunikasi basa-basi yang tidak akrab dan terus berlangsung hingga menyangkut topic pembicaraan yang lebih pribadi/akrab, seiring dengan berkebangnya hubungan. Di sini orang akan membiarkan orang lain untuk lebih mengenal dirinya secara bertahap. Dalam proses ini biasanya orang akan menggunakan persepsinya untuk menilai keseimbangan antara upaya dan ganjaran (costs and rewards) yang diterimanya atas pertukaran yang terus berlangsung untuk memperkirakan proses hubungan mereka. Jika perkiraan tersebut menjanjikan kesenangan/keuntungan, maka mereka secara bertahap akan bergerak menuju tingkat hubungan yang lebih akrab.

Altman dan Taylor menggunakan bawang merah (onion) sebagai analogi untuk menjelaskan bagaimana orang melalui interaksi saling mengelupas lapisan-lapisan informasi mengenai diri masing-masing. Lapisan luar berisi informasi superficial seperti nama, alamat atau umur. Ketika lapisan-lapisan ini sudah terkelupas; kita semakin mendekati lapisan terdalam yang berisi informasi yang lebih mendasar tentang kepribadian. Altman dan Taylor juga mengemukakan adanya dimensi “keleluasaan” dan “kedalaman” dari jenis-jenis informasi, yang menjelaskan bahwa pada setiap lapisan kepribadian. Keleluasaan mengacu pada banyaknya jenis-jenis informasi pada lapisan tertentu yang dapat diketahui oleh orang lain dalam pengembangan hubungan. Dimensi kedalaman mengacu pada lapisan informasi mana (yang lebih pribadi atau superficial) yang dapat dikemukakan pada orang lain. Kedalaman ini akan diasumsikan terus meniungkat sejalan dengan perkembangan hubungan. Model ini menggambarkan perkembangan hubungan sebagai suatu proses, dimana hubungan adalah sesuatu yang terus berlangsung dan berubah.

1.Process View.
Agak berbeda dengan teori sebelumnya, Steve Duck (1985) menganggap bahwa kualitas dan sifat hubungan dapat diperkirakan hanya dengan mengetahui atribut masing-masing sebagai individu dan kombinasi antara atribut-atribut tadi. Sebagai contoh, seorang ibu yang langsung menanggapi anaknya yang menangis akan membentuk hubungan ibu-anak yang berbeda dengan ibu lain yang menunggu sekian lama sebelum menanggapi anaknya yang menangis. Meskipun demikian mengetahui atribut masing-masing hanyalah salah satu aspek yang mempengaruhi hubungan. Untuk mengenali tahap (kualitas hubungan) yang terjadi kita dapat melihatnya dari bagaimana saling menanggapi. Lebih jauh Duck mengungkapkan bahwa hubungan tidak selalu berkembang dalam bentuk linear dan berjalan mulus, dan bahwa orang tidak selalu aktif mencari informasi mengenai partnernya, baisanya malahan informasi tersebut didapat secara kebetulan dan bukan sengaja dicari. Bagi Duck tidak semua hubungan akrab, tidak semua hubungan berkembang, dan hubungan dapat sekaligus stabil dan memuaskan.

1.Social Exchange.
Teori ini menelaah bagaimana kontribusi seseorang dalam suatu hubungan mempengaruhi kontribusi orang lainnya. Thibaut dan Kelley, pencetus teori ini, mengemukakan bahwa yang mengevaluasi hubungannya dengan orang lain. Dengan mempertimbangkan konsekuensinya, khususnya terhadap ganjaran yang diperoleh dan upaya yang telah dilakukan, orang akan tetap memutuskan untuk tetap tingal dalam hubungan tersebut atau meninggalkannya (mempertahankan hubungan datau mengakhirinya). Ukuran bagi keseimbangan antara ganjaran dan upaya ini disebut comparisons level, dimana di atas ambang ukuran tersebut orang akan merasa puas dengan hubungannya. Misalnya kita beranggapan bahwa dasar dari persahabatan adalah kejujuran. Kita mengetahui bahwa sahabat kita berusaha untuk menipu, maka kita akan mempertimbangkan kembali hubungan persahabayan dengannya. Mungkin kita akan memutuskan untuk mengakhiri hubungan demi kebaikan, dengan kejujuran sebagai ambang ukuran, kita merasa bahwa ganjaran yang kita peroleh tidak sesuai dengan upaya kita untuk mempertahankan kejujuran dalam hubungan.

Sementara itu comparison level of alternatives merupakan hasil terendah/terburuk dalam konteks ganjaran dan upaya yang dapat ditolerir seseorang dengan mempertimbangkan alternative-alternatif yang dia miliki. Jika seseorang tidak banyak memiliki alternative hubungan maka dia akan memberikan standar yang cukup itu seringkali dirasakan merugikan bagi dirinya, namun karena tidak banyak memiliki alternative hubungan, dia akan berusaha mempertimbangkan hubungan tersebut. Sedangkan orang yang banyak memiliki alternative akan lebih mudah meninggalkan suatu hubungan bila dirasakan bahwa hubungan tersebut sudah tidak memuaskan lagi. Konsekuansi suatu hubungan dan konsekuaensi yang digunakan akan berubah seiring dengan perjalanan hubungan tersebut.

Roloff (1981) mengemukakan bahwa asumsi tentang perhitungan antara ganjaran dan upaya (untung-rugi) tidak berarti bahwa orang selalu berusaha untuk saling mengeksploitasi, tetapi bahwa orang lebih memilih lingkungan dan hubungan yang dapat memberikan hasil yang diinginkannya. Tentunya kepentingan masing-masing orang akan dapat dipertemukan untuk dapat saling memuaskan daripada hubungan yang eksploitatif. Hubungan yang ideal akan terjadi bilamana kedua belah pihak dapat saling memberikan cukup keuntungan sehingga hubungan menjadi sumber yang dapat diandalkan bagi kepuasan kedua belah pihak.

Tahap-tahap dalam perkembangan dan Mengakhiri hubungan

Suatu kenyataan dalam kehidupan kita adalah bahwa banyak hubungan dengan orang lain bersifat temporer. Sahabat karib di masa anak-anak belum tentu berperan dalam kehidupan dewasa. Apalagi dalam masyarakat yang mobilitasnya tinggi, akan sulit untuk memelihara persahabatan, sehingga yang terjadi adalah seringnya kita memulai dan mengakhiri hubungan antarpribadi.
Ketika mengembangkan dan mengakhiri hubungan, kita melewati serangkaian tahap keakraban/keintiman. Antara lain dari hubungan yang bukan yang bukan bersifat pribadi dengan menggunakan aturan-aturan ekstrinsik sampai kepada hubungan antarpribadi yang diatur oleh aturan-aturan intrinsik. Knapp (1978) merumuskan model tahapan hubungan yang menunjukan bahwa orang mempertimbangkan untuk menuju hubungan yang lebih akrab dengan orang lain. Menurutnya hubungan berkembang melalui lima tahap, yaitu inisiasi, eksperimen, intensifikasi, integrasi dan ikatan. Kelima tahapan ini lebih merupakan kecenderungan dari perkembangan hubungan, dan bukannya bagaimana seharusnya hubungan berkembang.

Inisiasi biasanya mencakup percakapan singkat dan saling memberi salam. Selama tahap eksperimen, masing-masing akan mengungkap informasi mengenai partnernya. Percakapan pada tahap ini berfungsi untuk menjajaki terjadinya hubungan lebih lanjut, dan membantu dalam mengungkap persamaan atau perbedaan kepentingan. Tahap intesifikasi melibatkan penyelidikan yang lebih mendalam pada kepribadian masing-masing. Tahap integrasi menciptakan rasa “bersama”, rasa kami/kita, dimana keduanya bertindak sebagai satu unit dan bukan sebagai individu yang terpisah. Keputusan yang dibuat pada tahap ini biasanya dilakukan berdua. Sementara tahapan terakhir yaitu ikatan, terjadi ketika keduanya masuk kepada suatu ritual yang secara formal mengakui hubungan jangka panjang.

Acapkali dua orang dalam suatu hubungan berada pada tahap yang berbeda. Meskipun demikian, perbedaan ini dapat memberikan arti positif bagi perkembangan hubungan bila salah satu bisa mengarahkan yang lain untuk lebih memperhatikan hubungan mereka.
Ketika perbedaan pandangan mengenai hubungan yang berlangsung menjadi semakin jelas, maka kemungkinan bagi menurunnya hubungan juga semakin jelas. Duck (1985) mengemukakan bahwa memburuknya hubungan antarpribadi akan melewati sejumlah tahap/batas. Setiap kali melewati batas merupakan pergantian kualitas hubungan.

Model ini bertumpu pada asumsi bahwa disolusi (rusak/memburuk) suatu hubungan melibatkan keputusan-keputusan yang kompleks, dan bahwa hubungan antarpribadi akan membuat keputusan tersebut menjadi tidak sulit dan linear. Dengan kata lain, keputusan itu menghentikan suatu hubungan secara sporadis, tidak konsisten, ambivalen, dalam suatu periode tertentu. Seseorang mungkin akan terombang-ambing antara usaha untuk memperbaiki hubungan atau kepustusan untuk berpisah.

Dalam fase ‘intra-psysic’ orang akan memusatkan perhatian pada partnernya dan menilai adanya ketidakpuasan di dalam hubungan. Pertimbangan mengenai persoalan-persoalan hubungan lebih banyak berada pada tingkat pribadi atau terakomulasi dalam dirinya sendiri dan hanya sedikt yang dikomunikasikan pada partnernya. Dalam konteks sosial exchange, orang yang hendak mengakhiri hubungan memerlukan waktu untuk menimbang ganjaran dan upaya,dan jika proses ini berlanjut maka dia akan memutuskan untuk menyampaikan secara eksplisit.
Pada fase dyadic, fokusnya ada hubungan itu sendiri. Dalam fase ini komunikasi akan bersifat langsung dan eksplisit, dan dinamika deri hubungan mereka juga dibicarakan. Seseorang akan terpaksa mempertimbangkan, bukan hanya sifat-sifat partnernya yang tidak menyenangkan, tetapi juga perspektif partnernya dan apa yang terkandung dalam perbedaan perspektif mengenai hubungan mereka.
Dalam kondisi seperti ini akan terjadi pembicaraan panjang mengenai bagaimana memecahkan persoalan yang mereka hadapi, apa yang perlu dilakukan, atau apakah perlu untuk mengakhiri hubungan mereka. Fase dyadic dapat berakhir dengan suatu keputusan untuk memperbaiki hubungan mereka. Tetapi jika hal itu tidak dapat dicapai, proses akan berlanjut pada tahap berikutnya, dimana disolusi menjadi permasalahan sosial.
Fase sosial menuntut suatu fokus pada kelompok yang lebih besar seperti keluarga atau teman-teman. Pada fase ini pendapat dan perasaan dari orang-orang di luar hubungan menjadi pertimbangan. Orang di luar ini menjadi sangat berpengaruh terhadap keputusan apa yang harus diambil oleh mereka yang berada di dalam hubungan. Fase terakhir disebut grave dressing karena terjadi setelah pemutusan hubungan. Di sini masing-masing pihak akan memberikan alasannya sendiri, dan dengan cara-cara sendiri mereka akan mengatasi dan menyembuhkan diri dari kedukaan atas berakhirnya hubungan mereka.
Model Duck dapat digambarkan sebagai berikut:
GANGGUAN: ketidakpuasan dengan hubungan
Tahap Awal: Saya tidak bisa begini terus-menerus

FASE INTRA PSIKIS
Memusatkan perhatian pada perilaku partner.
Menilai pantas tidaknya peran yang ditampilkan partner.
Melukiskan dan mengevaluasi aspek-aspek negatif jika tetap tinggal dalam hubungan.
Mempertimbangkan costs jika meninggalkan hubungan.
Menilai aspek-aspek positif dari hubungan alternatif.
Raut wajah yang mengekspresikan/menahan dilema.
Tahap awal: saya memilih untuk menarik diri

FASE DYADIC
Raut wajah yang menantang/menghindari dilema.
Menghadapi partner.
Negosiasi tentang “membicarakan hubungan kita”.
Berusaha memperbaiki dan berdamai?
Menilai costs dari penarikan diri/pengurangan keakraban.
Tahap Awal : saya bersungguh-sungguh/saya putuskan

FASE SOSIAL
Negosiasi mengenai keadaan sesudah hubungan berakhir.
Menyebar gosip/membicarakan dengan jaringan sosialnya.
Membuat cerita untuk menyelamatkan diri/menimpakan kesalahan.
Mempertimbangkan dan menghadapi efek sosial jika ada.
Mengundang kelompoknya untuk melakukan intervensi.
Tahap awal: sekarang sudah tidak dapat dihindari lagi

FASE GRAVE DRESSING
Kegiatan ‘penyembuhan’.
Retrospeksi: memformulasikan kembali atribusi-atribusi.
Menyebarkan cerita versi sendiri mengenai berakhirnya hubungan kepada lingkungan yang lebih luas.
(Diambilakn dari blog materi kuliahnya omith)

Tugas:
Buatlah sebuah Diagram yang menunjukkan sebuah proses komunikasi dari mulai perkenalan hingga pada keputusan untuk mengakhiri hubungan.

Waktu tugas selama satu minggu, sampai ada postingan materi berikutnya ke: ridlo.gtlo@gmail.com. Setiap tugas yang masuk dianggap sebagai nilai absensi.

MENULIS BERITA

Selain rumus /kaidah 5W+H (What, Who, Where, When, Why plus How, ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam penulisan berita:
Informasi.
Informasi adalah batu-bata/ bahan mentah/row material penyusun berita. Tanpa informasi kita tidak bisa menulis berita itu dengan baik. Punya informasi tapi tidak lengkap akan kewalahan menulis berita.

Siginifikansi.
Berita yang disampaikan harus memiliki dampak penting dan bermanfaat bagi pembaca berita.
Fokus.
Berita yang bagus belum tentu panjang, tapi berita yang bagus adalah berita mendapatkan pont of view/ angle yang tepat, tegas dan fokus. “Less is more,” kata Hemingway.

Konteks.
Tulisan yang efektif mampu meletakkan informasi pada perspektif yang tepat sehingga pembaca tahu dari mana kisah berawal dan ke mana mengalir, serta seberapa jauh dampaknya.

Wajah.
Jurnalisme itu menyajikan gagasan dan peristiwa; tren sosial, penemuan ilmiah, opini hukum, perkembangan ekonomi, krisis internasional, tragedi kemanusiaan, dinamika agama, dsb. Tulisan yang disajikan itu berupaya mengenalkan pembaca kepada orang-orang yang menciptakan gagasan dan menggerakkan peristiwa. Atau menghadirkan orang-orang yang terpengaruh oleh gagasan dan peristiwa itu.

Lokasi/Tempat.
Seorang penulis berita harus punya “sense of place” supaya tulisan jadi lebih hidup. Misalnya aja kamu gambarkan tentang suasana jalannya pertandingan sepakbola yang menegangkan saat kedua klub itu bermain hidup-mati untuk mengejar gelar juara atau menghindari jurang degdradasi.

Suara.
Tulisan akan mudah diingat jika mampu menciptakan ilusi tutur atau seorang penulis tengah bertutur kepada seorang pembacanya. Jadi, gunakan kalimat aktif. Bila perlu berbau percakapan.

Anekdot dan Kutipan.
Anekdot adalah kepingan kisah singkat antara satu hingga lima alinea—“cerita dalam cerita”yang umumnya menggunakan teknik dasar penulisan fiksi; narasi, karakterisasi, dialog, suasana. Ini dimaksudkan untuk mengajak pembaca melihat cerita dalam detil visual yang kuat.

Nilai Berita

Nilai berita adalah seperangkat kriteria untuk menilai apakah sebuah kejadian cukup penting untuk diliput. Ada sejumlah faktor yang membuat sebuah kejadian memiliki nilai berita. 7 yaitu:

1. Audience.
Seperti halnya kepingan salju, tidak ada dua pendengar/pembaca yang benar-benar sama. Oleh karena itu sebuah berita mungkin lebih berarti bagi seseorang daripada yang lainnya. Oleh karena itu perlu dipikirkan ketika menulis siapa yang akan membaca atau mendengar apa yang kita tulis. Di sini seyogyanya penulis mempertimbangkan aspek kultural, sosial dan ekonomi sebuah masyarakat pembaca.

2. Impact
Seberapa banyak orang yang terpengaruh berita dan seberapa serius mereka terpengaruh akan menentukan pentingnya berita. Oleh sebab itulah akibat dari berita itulah yang mungkin bermanfaat.

3. Proximity
Biasanya sesuatu kejadian bisa menjadi berita lebih besar jika terjadi di seputar Anda daripada peristiwa yang jaraknya lebih dari 1000 km dari Anda sendiri.

4. Timeliness
Berita hari ini akan basi pada esok hari.Namun karena cepatnya pelaporan berita maka surat kabar dan majalah lebih mengkonsentrasikan mengenai berita bagaimana dan mengapa sesuatu terjadi dan kurang memberi tempat kepada apa yang telah terjadi.

5. Prominence
Nama tidak selalu mebuat berita. Pertunjukkan rodeo dan lomba memotong batang kayu mungkin kurang menarik perhatian orang. Namun jika Ronald Reagan melakukannya maka itu menjadi berita. Ia masih berusia 70 tahun dan menjadi presiden AS.

6. Unusualness
Hal tidak biasa membuat berita. Pada abad ke-19 ada ungkapan "anjing menggigit manusia bukan berita tetapi manusia menggigit anjing, itulah berita. Saat ini resep lama tersebut masih bertuah.

7. Conflict
Sebagian besar wartawan menghabiskan banyak waktu untuk meliput konflik apakah itu perang, pertarungan politisi, kejahatan atau olahraga. Konflik membuat berita menjadi menarik dan keingintahuan orang akan akhir cerita mendorong orang membaca atau mendengar berita.

Daya Tarik Berita (News interest)

Beberapa topik yang mengandung daya tarik berita di antaranya adalah: self-interest,
uang, seks, perjuangan, pahwalan dan keterkenalan, suspence (mencekam), human interest, kejadian (perayaan) dengan lingkup besar, kontes, penemuan baru, hal yang tidak biasa, kejahatan, dsb.

Tugas:
Carilah 7 buah judul berita yang masing-masing menunjukkan karakteristik dari ke-tujuh news value diatas.

Waktu tugas selama satu minggu, sampai ada postingan materi berikutnya ke: ridlo.gtlo@gmail.com. Setiap tugas yang masuk dianggap sebagai nilai absensi.

Sabtu, 03 Oktober 2009

APA KABAR JURNALISTIK?

Definisi jurnalistik pada hakekatnya sama. Para Pakar, praktis, tokoh komuniikasi atau tokoh jurnalistik mendefinisikan berbeda-beda. Secara harfiah, jurnalistik (journalistic) artinya kewartawanan atau hal-ihwal pemberitaan. Kata dasarnya “jurnal” (journal), artinya laporan atau catatan, atau “jour” dalam bahasa Prancis yang berarti “hari” (day) atau “catatan harian” (diary) atau dalam bahasa Belanda journalistiek artinya penyiaran catatan harian.
Istilah jurnalistik erat kaitannya dengan istilah pers dan komunikasi massa.. Dalam komunkasi massa, jurnalistik mempunyai fungsi sebagai pengelolaan laporan harian yang menarik minat khalayak, mulai dari peliputan sampai penyebarannya kepada masyarakat mengenai apa saja yang terjadi di dunia. Apapun yang terjadi baik peristiwa factual (fact) atau pendapat seseorang (opini), untuk menjadi sebuah berita kepada khalayak.
Jurnalistik merupakan kegiatan yang berhubungan dengan pencatatan atau pelaopran setiap hari. Jadi jurnalistik bukan pers, bukan media massa. Menurut kamus, jurnalistik diartikan sebagai kegiatan untuk menyiapkan, mengedit, dan menulis surat kabar, majalah, atau berkala lainnya.
2. Ruang Lingkup Jurnalistik
Secara garis besar ruang lingkup jurnalistik dibagi kedalam dua bagian, yaitu : news dan views.
News dapat dibagi menjadi menjadi dua bagian besar, yaitu :
1. Stainght news, yang terdiri dari :
a. Matter of fact news
b. Interpretative report
c. Reportage
2. Feature news, yang terdiri dari :
a. Human interest features
b. Historical features
c. Biographical and persomality features
d. Travel features
e. Scientifict features
3. Views dapat dibagi kedalam beberapa bagian yaitu :
1. Editorial
2. Special article
3. Colomum
4. Feature article
3. Sejarah Jurnalistik
Jurnalistik pada mulanya hanya berkaitan dengan pengalolahan informasi rapat dan sidang senat romawi yang ditempelkan pada selembar kertas dipusat kota (Forum Romanum). Namanya Acta Diurna yang sampai sekarang diakui sebagai produk jurnalistik pertama dan ada pada zaman Romawi Kuno ketika kaisar Julius Caesar berkuasa.
Dalam sejarah Romawi kuno, para ahli sejarah negara Romawi pada permulaan berdirinya kerajaan Romawi (Imam Agung) mencatat segala kejadian penting yang diketahuinya pada annals (papan tulis yang digantungkan di serambi rumahnya). Catatan pada papan tulis itu merupakan pemberitahuan bagi setiap orang yang lewat dan memerlukannya.
Pengumuman sejenis itu dilanjutkan oleh Julius Caesar pada zaman kejayaannya. Caesar mengumumkan hasil persidangan senat, berita tentang kejadian sehari-hari, peraturan-peraturan penting, serta apa yang perlu disampaikan dan diketahui rakyatnya, dengan jalan menuliskannya pada papan pengumuman berupa papan tulis pada masa itu. (60 SM) dikenal dengan acta diurna dan diletakkan di Forum Romanum (Stadion Romawi) untuk diketahui oleh umum. Terhadap isi acta diurna tersebut setiap orang boleh membacanya, bahkan juga boleh mengutipnya untuk kemudian disebarluaskan dan dikabarkan ke tempat lain.
Asal kata jurnalistik yang dianggap betul adalah “Journal” atau “Du jour” (bhs.Prancis) yang berarti hari, di mana segala berita atau warta sehari itu termuat dalam lembaran tercetak. Karena kemajuan teknologi dan ditemukannya pencetakan surat kabar dengan system silinder (rotasi), maka istilah “pers muncul”, sehingga orang lalu mensenadakan istilah “jurnalistik” dengan “pers”. Sejarah yang pasti tentang jurnalistik tidak begitu jelas sumbernya, namun yang pasti jurnaliatik pada dasarnya sama yaitu diartikan sebagai laporan.
Seiring kemajuan teknologi informasi maka yang bermula dari laporan harian maka tercetak manjadi surat kabar harian. Dari media cetak berkembang ke media elektronik, dari kemajuan elektronik terciptalah media informasi berupa radio. Tidak cukup dengan radio yang hanya berupa suara muncul pula terobosan baru berupa media audio visual yaitu TV (televisi). Media informasi tidak puas hanya dengan televisi, lahirlah berupa internet, sebagai jaringan yang bebas dan tidak terbatas. Dan sekarang dengan perkembangan teknologi telah melahirkan banyak media (multimedia).
Berita
Dalam jurnalistik, begitu banyak pengertian berita. Masing-masing orang memberikan definisi berita berdasarkan sudut pandang sendiri-sendiri dalam merumuskannya. Dalam buku Reporting, Mitchell V. Charnley menuliskan beberapa definisi berita: menurut Willard Grosvenor Bleyer, “Berita adalah segala sesuatu yang terkait waktu dan menarik perhatian banyak orang dan berita terbaik adalah hal-hal yang paling menarik yang menarik sebanyak mungkin orang (untuk membacanya). Menurut Chilton R. Bush, berita adalah informasi yang “merangsang”, dengan informasi itu orang biasa dapat merasa puas dan bergairah. Sementara Charnley sendiri menyebutkan bahwa berita adalah laporan tentang fakta atau pendapat orang yang terikat oleh waktu, yang menarik dan/atau penting bagi sejumlah orang tertentu.
Dari sekian definisi atau batasan tentang berita itu, pada prinsipnya ada beberapa unsur penting yang harus diperhatikan dari definisi tersebut al:
1. Laporan
2. Kejadian/peristiwa/pendapat yang menarik dan penting
3. Disajikan secepat mungkin (terikat oleh waktu)
Dalam jurnalistik juga dikenal jenis berita menurut penyajiannya. Pertama, Straight News (sering juga disebut hard news), yakni laporan kejadian-kejadian terbaru yang mengandung unsur penting dan menarik, tanpa mengandung pendapat-pendapat penulis berita. Straight news harus ringkas, singkat dalam pelaporannya, namun tetap nggak mengabaikan kelengkapan data dan obyektivitas. Kedua, Soft News (sering disebut juga feature), yakni berita-berita yang menyangkut kemanusiaan serta menarik banyak orang termasuk kisah-ksiah jenaka, lust (menyangkut nafsu birahi manusia), keanehan (oddity).

Tugas:
1.Jelaskan menurut Anda pengertian dari jurnalistik.
2.Jelaskan perbedaan antara berita straight news dengan features.
3.Menilik sejarah dari jurnalistik, menurut Anda apa peran signifikansi dari dunia jurnalisme dalam peradaban manusia?

Waktu tugas selama satu minggu, sampai ada postingan materi berikutnya ke: ridlo.gtlo@gmail.com. Setiap tugas yang masuk dianggap sebagai nilai absensi.

PENGERTIAN KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI (KAP)

Secara umum komunikasi antar pribadi (KAP) dapat diartikan sebagai suatu proses pertukaran makna antara orang-orang yang saling berkomunikasi. Komunikasi terjadi secara tatap muka (face to face) antara dua individu. Dalam pengertian tersebut mengandung 3 aspek:
1.Pengertian proses, yaitu mengacu pada perubahan dan tindakan yang berlangsung terus menerus.
2.KAP merupakan suatu pertukaran, yaitu tindakan menyampaikan dan menerima pesan secara timbal balik.
3.Mengandung makna, yaitu sesuatu yang dipertukarkan dalam proses tersebut, adalah kesamaan pemahaman diantara orang-orang yang berkomunikasi terhadap pesan-pesan yang digunakan dalam proses komunikasi.
Dari ketiga aspek tersebut maka KAP menurut Judy C. Pearson memiliki karakteristik sebagai berikut:
KAP dimulai dengan diri pribadi (self). Berbagai persepsi komunikasi yang menyangkut pemaknaan berpusat pada diri kita, artinya dipengaruhi oleh pengalaman dan pengamatan kita.
1.KAP bersifat transaksional. Anggapan ini mengacu pada pihak-pihak yang berkomunikasi secara serempak dan bersifat sejajar, menyampaikan dan menerima pesan.
2.KAP mencakup aspek-aspek isi pesan dan hubungan antarpribadi. Artinya isi pesan dipengaruhi oleh hubungan antar pihak yang berkomunikasi.
3.Komunikasi antarpribadi mensyaratkan kedekatan fisik antar pihak yang berkomunikasi.
KAP melibatkan pihak-pihak yang saling bergantung satu sama lainnya dalam proses komunikasi.
4.KAP tidak dapat diubah maupun diulang. Jika kita salah mengucapkan sesuatu pada pasangan maka tidak dapat diubah. Bisa memaafkan tapi tidak bisa melupakan atau menghapus yang sudah dikatakan.

KAP berlangsung antar dua individu, karenanya pemahaman komunikasi dan hubungan antar pribadi menempatkan pemahaman mengenai komunikasi dalam proses psikologis. Setiap individu dalam tindakan komunikasi memiliki pemahaman dan makna pribadi terhadap setiap hubungan dimana dia terlibat di dalamnya.
Hal terpenting dari aspek psikologis dalam komunikasi adalah asumsi bahwa diri pribadi individu terletak dalam diri individu dan tidak mungkin diamati secara langsung. Artinya dalam KAP pengamatan terhadap seseorang dilakukan melalui perilakunya dengan mendasarkan pada persespsi si pengamat. Dengan demikian aspek psikologis mencakup pengamatan pada dua dimensi, yaitu internal dan eksternal. Namun kita mengetahui bahwa dimensi eksternal tidaklah selalu sama dengan dimensi internalnya.
Fungsi psikologis dari komunikasi adalah untuk menginterpretasikan tanda-tanda melalui tindakan atau perilaku yang dapat diamati. Proses interpretasi ini setiap individu berbeda. Karena setiap individu memiliki kepribadian yang berbeda, yang terbentuk karena pengalaman yang berbeda pula.

Faktor-faktor yang mem pengaruhi individu dalam KAP

Sebagaimana telah disinggung di atas bahwa komunikasi antarpribadi dimulai dari diri individu. Tampilan komunikasi yang muncul dalam setiap kita berkomunikasi mencerminkan kepribadian dari setiap individu yang berkomunikasi. Pemahaman terhadap proses pembentukan keperibadian setiap pihak yang terlibat dalam komunikasi menjadi penting dan mempengaruhi keberhasilan komunikasi. Dalam modul ini realita komunikasi antarpribadi dianalogikan seperti fenomena gunung es (the communication iceberg).
Analogi ini menjelaskan bahwa ada berbagai hal yang mempengaruhi atau yang memberi kontribusi pada bagaimana bentuk setiap tampilan komunikasi. Gunung es yang tampak, dianalogikan sebagai bentuk komunikasi yang teramati atau terlihat (visible/observable aspect) yaitu:
1.interactant, yaitu orang yang terlibat dalam interaksi komunikasi seperti pembicara, penulis, pendengar, pembaca dengan berbagai situasi yang berbeda.
2.symbol. Terdiri dari symbols (huruf, angka, kata-kata, tindakan) dan symbolic language (bahasa Indonesia, bahasa Inggris, dll)
3.media, saluran yang digunakan dalam setiap situasi komunikasi.
Sedangkan bagian bawah gunung es yang menjadi penyangga gunung es itu tidak tampak atau tidak teramati. Inilah yang disebut sebagai invisible/unobservable aspect. Justru bagian inilah yang penting. Walaupun tak tampak karena tertutup air, dia menyangga tampilan gunung es yang muncul menyembul kepermukaan air. Tanpa itu gunung es tidak akan ada. Demikian halnya dengan komunikasi, di mana tampilan komunikasi yang teramati/tampak dipengaruhi oleh berbagai faktor yang tidak terlihat, tapi terasa pengaruhnya, yaitu:
1. meaning (makna).
Ketika simbol ada, maka makna itu ada dan bagaimana cara menanggapinya. Intonasi suara, mimik muka, kata-kata, gambar dsb. Merupakan simbol yang mewakili suatu makna. Misalnya intonasi yang tinggi dimaknai dengan kemarahan, kata pohon mewakili tumbuhan dsb.
2. learning.
Interpretasi makna terhadap simbol muncul berdasarkan pola-pola komunikasi yang diasosiasikan pengalaman, interpretasi muncul dari belajar yang diperoleh dari pengalaman. Interpretasi muncul disegala tindakan mengikuti aturan yang diperoleh melalui pengalaman.
Pengalaman merupakan rangkaian proses memahami pesan berdasarkan yang kita pelajari. Jadi makna yang kita berikan merupakan hasil belajar. Pola-pola atau perilaku komunikasi kita tidak tergantung pada turunan/genetik, tapi makna dan informasi merupakan hasil belajar terhadap simbol-simbol yang ada di lingkungannya.
Membaca, menulis, menghitung adalah proses belajar dari lingkungan formal.
Jadi, kemampuan kita berkomunikasi merupakan hasil learning (belajar) dari lingkungan.
3. subjectivity.
Pengalaman setiap individu tidak akan pernah benar-benar sama, sehingga individu dalam meng-encode (menyusun atau merancang) dan men-decode (menerima dan mengartikan) pesan tidak ada yang benar-benar sama. Interpretasi dari dua orang yang berbeda akan berbeda terhadap objek yang sama.
4. negotiation. Komunikasi merupakan pertukaran symbol. Pihak-pihak yang berkomunikasi masing-masing mempunyai tujuan untuk mempengaruhi orang lain. Dalam upaya itu terjadi negosiasi dalam pemilihan simbol dan makna sehingga tercapai saling pengertian. Pertukaran simbol sama dengan proses pertukaran makna.
Masing-masing pihak harus menyesuaikan makna satu sama lain.
5. culture.
Setiap individu adalah hasil belajar dari dan dengan orang lain.
Individu adalah partisipan dari kelompok, organisasi dan anggota masyarakat
Melalui partisipasi berbagi simbol dengan orang lain, kelompok, organisasi dan masyarakat. Simbol dan makna adalah bagian dari lingkungan budaya yang kita terima dan kita adaptasi. Melalui komunikasi budaya diciptakan, dipertahankan dan dirubah. Budaya menciptakan cara pandang (point of view)
6. interacting levels and context.
Komunikasi antar manusia berlangsung dalam bermacam konteks dan tingkatan. Lingkup komunikasi setiap individu sangat beragam mulai dari komunikasi antar pribadi, kelompok, organisasi, dan massa.
7. self reference.
Perilaku dan simbol-simbol yang digunakan individu mencerminkan pengalaman yang dimilikinya, artinya sesuatu yang kita katakan dan lakukan dan cara kita menginterpretasikan kata dan tindakan orang adalah refleksi makna, pengalaman, kebutuhan dan harapan-harapan kita.
8. self reflexivity.
Kesadaran diri (self-cosciousnes)merupakan keadaan dimana seseorang memandang dirinya sendiri (cermin diri) sebagai bagian dari lingkungan. Inti dari proses komunikasi adalah bagaimana pihak-pihak memandang dirinya sebagai bagian dari lingkungannya dan itu berpengaruh pada komunikasi.
9. inevitability.
Kita tidak mungkin tidak berkomunikasi. Walaupun kita tidak melakukan apapun tetapi diam kita akan tercermin dari nonverbal yang terlihat, dan itu mengungkap suatu makna komunikasi.

Berbagai aspek yang dibahas di atas menegaskan bahwa suatu proses komunikasi secara fisik terlihat sederhana, padahal jika kita mellihat pola komunikasi yang terjadi itu menjelaskan kepada kita sesuatu yang sangat kompleks. Jadi dapat disimpulkan di sini bahwa komunikasi antarpribadi bukanlah sesuatu yang sederhana.

Dalam sudut pandang psikologis KAP merupakan kegiatan yang melibatkan dua orang atau lebih yang memiliki tingkat kesamaan diri. Saat dua orang berkomunikasi maka keduanya harus memiliki kesamaan tertentu, katakanlah laki-laki dan perempuan. Mereka secara individual dan serempak memperluas diri pribadi masing-masing ke dalam tindakan komunikasi melalui pemikiran, perasaan, keyakinan, atau dengan kata lain melalui proses psikologis mereka. Proses ini berlangsung terus menerus sepanjang keduanya masih terlibat dalam tindak komunikasi.

Saling berbagi pengalaman tidaklah berarti memiliki kesamaan pemahaman atau kesamaan diri yang tunggal tetapi bisa merupakan persinggungan dan sejumlah perbedaan. Fisher mengemukakan bahwa ketika kita berkomunikasi dengan orang lain, proses intrapribadi kita memiliki paling sedikit tiga tataran yang berbeda. Tiap tataran tersebut akan berkaitan dengan sejumlah persepsi yang hadir dalam situasi antar pribadi, yaitu pandangan kita mengenai diri sendiri, pandangan kita mengenai diri orang lain, dan pandangan kita mengenai pandangan orang lain tentang kita.

Pentingnya proses psikologis hendaknya dipahami secara cermat, artinya proses intrapribadi dari partisipan komunikasi bukanlah hal yang sama dengan hubungan antarpribadi. Apa yang terjadi dalam diri individu bukanlah komunikasi antarpribadi melainkan proses psikologis. Meskipun demikian proses psikologis dari tiap individu pasti mempengaruhi komunikasi antar pribadi yang pada gilirannya juga mempengaruhi hubungan antarpribadi.

Tugas:
1.Dari uraian singkat diatas, jelaskan dengan menggunakan bahasa Anda sendiri pengertian tentang KAP.
2.Jelaskan istilah berikut:
a.KAP bersifat transaksional
b.KAP mensyaratkan kedekatan fisik antar pihak yang berkomunikasi
c.KAP KAP tidak dapat diubah maupun diulang
3.Dari sembilan (9) faktor-faktor yang mempengaruhi KAP, susunlah secara urut dari faktor yang menurut Anda paling berpengaruh hingga yang paling kurang berpengaruh terhadap KAP.

Waktu tugas selama satu minggu, sampai ada postingan materi berikutnya ke: ridlo.gtlo@gmail.com. Setiap tugas yang masuk dianggap sebagai nilai absensi.

RINGKASAN PROMOSI

Ringkasan Promosi
Promosi penjualan atau promosi mengacu pada setiap insentif yang digunakan oleh produsen untuk memicu transaksi pedagang ritel maupun konsumen untuk membeli suatu merek dan mendorong tenaga penjualan untuk secara agresif menjual merek tersebut.
Berbeda dengan periklanan yang biasanya berorientasi jangka panjang dan mempengaruhi sikap, promosi lebih berorientasi jangka pendek dan mempengaruhi perilaku.
Promosi memiliki karakter urgensi dengan mendorong prinsip “bertindak SEKARANG” (act NOW).

Sasaran Promosi
Promosi penjualan memiliki tiga kelompok sasaran, yaitu:
1.Tenaga penjual: Harus secara antusias dan agresif menjual produk.
2.Penjual ritel: Didorong untuk memasok dan mempromosikan merek dengan cara diberikan imbalan berupa allowances, diskon, kontes, dan program pendukung periklanan lainnya.
3.Konsumen: Didorong untuk membeli merek dengan imbalan kupon, sampel, premi, cent-off deal, undian, dan insentif lainnya.

Pertumbuhan Promosi Penjualan
Pengeluaran untuk iklan sebagai persentase dari total biaya komunikasi pemasaran telah menurun belakangan ini, sementara pengeluaran untuk promosi telah meningkat dengan pesat.
Terdapat dua istilah yang sering digunakan dalam penjelasan promosi penjualan:
a.Mendorong (push): perusahaan mengarahkan penjualan dengan mendorong tenaga penjual ataupun pedagang ritel.
b.Menarik (pull): promosi merek ditujukan langsung kepada konsumen.
Banyaknya perkembangan dalam bidang pemasaran menyebabkan perusahaan melakukan pergeseran alokasi anggaran dari periklanan ke promosi perdagangan.
Setiap perkembangan saling terkait dan tidak terjadi secara terpisah ataupun berbeda.

Kemampuan Promosi Penjualan
Promosi tidak dapat menyebabkan perubahan besar, tetapi dapat melaksanakan tugas-tugas berikut:
1.Merangsang antusiasme tenaga penjualan untuk menjual produk baru yang dikembangkan, atau lama.
Promosi penjualan yang menggembirakan akan memberikan amunisi kepada wiraniaga untuk membujuk ketika berinteraksi dengan para pembeli.
2.Memperkuat penjualan merek yang sudah lama.
Promosi dapat memperkuat penjualan produk yang sudah matang atau lama yang memerlukan darah segar.
3.Memfasilitasi pengenalan produk dan merek baru kepada dunia perdagangan.
Promosi penjualan ditujukan kepada para pengecer agar mau menjual produk-produk dan merek-merek baru.
4.Menambah on-shelf dan off-shelf space untuk barang dagang.
Promosi penjualan memungkinkan produsen untuk memperoleh rak penyimpan barang ekstra untuk sementara.
5.Menetralisir periklanan dan promosi penjualan kompetitif.
6.Mendapatkan pembelian percobaan dari para konsumen.
Para pemasar bergantung pada sampel gratis, kupon, dan promosi penjualan lainnya untuk mendorong pembelian percobaan atas merek-merek baru.
7.Mempertahankan para pemakai saat ini dengan mendorong pembelian ulang.
Dengan memberikan program refund, undian, dan berbagai program kontinuitas lainnya.
8.Meningkatkan pemakaian produk dengan meloading konsumen.
Promosi yang berorientasi transaksi akan mempengaruhi konsumen untuk membeli lebih banyak daripada biasanya.
Hal ini dapat menyebabkan konsumen meningkatkan konsumsinya untuk produk-produk yang tidak tahan lama seperti yoghurt, air jeruk, dll (alasan ofensif).
Sedangkan untuk produk-produk seperti kecap, cara ini hanya mempromosikan harga untuk mengimbangi usaha pesaing yang mencoba merebut pangsa pasar (alasan defensif).
9.Memenangkan persaingan dengan meloading konsumen.
10.Memperkuat periklanan.
Sebuah kampanye periklanan dapat diperkuat dengan usaha promosi penjualan yang terkoordinasi dengan baik.

Keterbatasan Promosi Penjualan
1.Ketidakmampuan untuk memberi kompensasi kepada tenaga penjualan yang kurang terlatih atau kurangnya periklanan.
Lemahnya tenaga penjualan, kurangnya kesadaran akan merek, lemahnya citra merek, dan berbagai sebab lainnya hanya dapat diatasi oleh manajemen penjualan dan usaha periklanan yang benar.
2.Tidak dapat menyediakan profesi atau pedagang atau konsumen alasan jangka panjang yang memaksa untuk terus membeli suatu merek.
3.Ketidakmampuan untuk secara permanen menghentikan tren penjualan merek yang menurun atau mengubah penolakan dasar atas produk yang tidak diinginkan.

Tugas:
1.Jelaskan menurut bahasa Anda sendiri pengertian tentang promosi?
2.Apa yang Anda pahami mengenai pernyataan: “Berbeda dengan periklanan yang biasanya berorientasi jangka panjang dan mempengaruhi sikap, promosi lebih berorientasi jangka pendek dan mempengaruhi perilaku”?
3.Menurut Anda, mengapa kegiatan promosi hanya memiliki efek jangka pendek/instant dalam mendongkrak penjualan?
4.Promosi secara praktis sering diidentikkan dengan Sales Promotion Girls (SPG) yang hanya menonjolkan sisi-sisi sensualitas mereka. Bagaimana Anda menanggapi hal tersebut?

Waktu tugas selama satu minggu, sampai ada postingan materi berikutnya ke: ridlo.gtlo@gmail.com. Setiap tugas yang masuk dianggap sebagai nilai absensi.