HOME SMT I SMT II SMT III SMT IV SMT V SMT VI SMT VII SMT VIII

Kamis, 10 Desember 2009

MARKETING PUBLIC RELATIONS (MPR)

• Public relations/PR merupakan kegiatan organisasi dalam mengatur goodwill antara perusahaan dan berbagai kelompok atau organisasi publik yang relevan.
• Marketing public relations/MPR merupakan aspek PR yang berkaitan dengan interaksi antara organisasi dengan konsumen.
a. MPR proaktif: MPR yang ditentukan oleh tujuan pemasaran perusahaan sehingga lebih bersifat ofensif serta mencari peluang ketimbang pemecahan masalah.
b. MPR reaktif: MPR yang merespons perilaku dari luar yang biasanya berkaitan dengan perubahan-perubahan yang mempunyai konsekuensi negatif bagi perusahaan.

MPR Proaktif
• Peran utama MPR proaktif adalah memperkenalkan produk atau revisi produk pada suatu area.
• MPR proaktif juga berfungsi intuk menghasilkan exposure tambahan tentang produk, kesan yang layak diberitakan, dan kredibilitas.
• Publisitas menjadi sarana MPR proaktif yang utama.
• Tujuan publisitas adalah untuk meningkatkan ekuitas merek dengan 2 cara:
a. Melalui kesadaran akan merek.
b. Menambah citra merek melalui asosiasi yang kuat dan menguntungkan dengan merel-merek dalam benak para konsumen.
• Perusahaan memperoleh publisitas dengan menggunakan berbagai bentuk news release, konferensi pers, dan jenis-jenis penyebaran informasi lainnya.
• Bentuk-bentuk publisitas yang sering digunakan dalam strategi MPR:
a. Product release
• Mengumumkan produk-produk baru, memberikan informasi yang relevan mengenai fitur dan manfaat produk, serta memberitahu para pendengar/pembaca bagaimana informasi tambahan dapat diperoleh.
• Product release biasanya diudarakan pada jaringan televisi atau majalah, atau dalam bagian berita bisnis.
b. Executive-statement releases
• Merupakan news release mengenai CEO dan para eksekutif perusahaan lainnya yang menyampaikan isu-isu seperti:
• Pernyataan mengenai perkembangan dan tren industri.
• Ramalan penjualan di masa depan.
• Pandangan mengenai perekonomian.
• dan lain sebagainya.
• Executive-statement release biasanya dipublikasikan di bagian berita.
• Pengaturan ini memiliki tingkat kredibilitas yang signifikan.
c. Feature articles
• Merupakan penjelasan yang rinci mengenai produk atau program lain yang layak diberitakan.
• Distribusi artikel meliputi media cetak, televisi, ataupun Internet.
• Merupakan materi yang murah serta dapat memberikan perusahaan banyak akses ke para pelanggan potensial serta calon investor.

SPONSORSHIP MARKETING
• Kegiatan sponsorship mencakup investasi dalam event atau causes yang bertujuan mencapai berbagai tujuan perusahaan, terutama meningkatkan kesadaran merek, memperkuat citra merek, dan memperbesar volume penjualan.
• Event sponsorship berkisar dari mendukung event olahraga, konser musik, festival, serta pameran-pameran.
• Sponsorship yang berorientasi cause biasanya menyangkut causes pendukung untuk kepentingan masyarakat, seperti perlindungan lingkungan, ataupun mencari dana untuk amal.

• Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pertumbuhan sponsorship:
a. Dengan menghubungkan nama mereka dengan event dan causes khusus, perusahaan dapat menghindari kekusutan yang melekat dalam media periklanan.
b. Sponsorship membantu perusahaan merespons kebiasaan media konsumen yang terus berubah.
c. Sponsorship membantu perusahaan memperoleh pengesahan dari berbagai pihak.
d. Sponsorship atas event dan causes khusus memungkinkan para pemasar untuk menargetkan upaya komunikasinya ke daerah dan/atau kelompok tertentu.

EVENT SPONSORSHIP
• Event sponsorship adalah bentuk promosi merek yang mengikat suatu merek dengan aktivitas pertandingan, hiburan, kebudayaan, sosial, atau aktivitas publik yang menarik lainnya.
• Event sponsorship memiliki banyak peluang keberhasilan karena event-event itu menjangkau konsumen ketika menerima pesan pemasaran, serta menangkap orang-orang itu dalam suasana hati yang santai dan bahagia.
• Titik awal penentuan event sponsorship adalah penentuan pasar sasaran dan penjelasan tujuan yang ingin dicapai.
• Keberhasilan event sponsorship sangat tergantung pada kesesuaian antara merek, event, dan pasar sasaran.
• Pertimbangan yang digunakan dalam memilih event:
• Apakah event konsisten dengan citra merek?
• Apakah event menawarkan kemungkinan kuat dalam menjangkau audiens?
• Apakah event secara geografis cocok?
• Apakah event telah disponsori sebelumnya?
• Apakah event tersebut kusut?
• Apakah event ini melengkapi sponsorship yang sudah ada?
• Apakah event secara ekonomis dapat berjalan terus?
• Saat ini banyak perusahaan yang mengembangkan event-event mereka sendiri daripada mensponsori event yang sudah ada.
• Hal ini terjadi karena dua alasan utama:
• Perusahaan dapat mengendalikan secara penuh event yang diselenggarakan, sehingga tidak perlu bergantung lagi pada pihak eksternal.
• Suatu event yang dirancang secara khusus akan lebih efektif dan lebih murah daripada event yang sudah ada sebelumnya.
• Dalam sponsorship, terdapat juga aktivitas ambushing yang terjadi apabila perusahaan yang bukan sponsor resmi suatu event melakukan upaya pemasaran untuk menyampaikan pesan mereka.
• Contoh: Visa-American Express dalam event Olimpiade
• Seperti kegiatan komunikasi pemasaran lainnya, penyelenggaraan sponsorship harus dapat diukur keberhasilannya sebagai evaluasi untuk di masa depan.
• Dalam pengukuran keberhasilan, akuntabilitas menjadi faktor yang sangat penting.

CAUSE-RELATED MARKETING / CRM
• Cause-related marketing/CRM mencakup bauran antara PR, promosi penjualan, dan filantropi perusahaan.
• Dalam CRM, suatu perusahaan akan memberikan kontribusi kepada suatu cause setiap kali pelanggan melakukan beberapa tindakan.
• Konsumen memiliki sikap yang mendukung upaya CRM, walaupun masih terdapat juga konsumen yang memandang sinis program ini.
• Selain membantu menciptakan cause yang layak, perusahaan juga memenuhi tujuan taktis dan strategis ketika melakukan upaya CRM:
• Meningkatkan citra perusahaan atau merek.
• Menghalangi publisitas negatif.
• Menghasilkan penjualan tambahan.
• Meningkatkan kesadaran merek.
• Memperluas basis pelanggannya.
• Menjangkau segmen-segmen pasar yang baru.
• Meningkatkan aktivitas penjualan ritel suatu merek.
• Memilih cause yang tepat adalah masalah kesesuaian merek dengan cause yang secara alami berkaitan dengan atribut merek, manfaat, atau citra dan juga berkaitan erat dengan kepentingan pasar sasarannya.
• Dalam analisis akhir, para pemasar merek wajib menunjukkan bahwa usaha-usaha CRM mereka menghasilkan ROI yang memadai atau mencapai tujuan nonkeuangan penting lainnya.
• CRM tidak dilakukan hanya untuk menjalankan aspirasi filantropi perusahaan saja, tetapi juga harus dapat mencapai tujuan pemasaran.

PENJUALAN PERORANGAN

• Penjualan perorangan adalah suatu bentuk komunikasi orang-per-orang di mana seorang wiraniaga berhubungan dengan calon pembeli dan berusaha mempengaruhi agar mereka mau membeli produk atau jasa mereka.
• Dari perspektif komunikasi pemasaran yang terintegrasi, penjualan perorangan akan berkaitan dengan semua unsur komunikasi pemasaran lainnya.
• Para wiraniaga memiliki peranan penting dalam mendukung kesuksesan metode-metode komunikasi pemasaran.
• Tujuan utama penjualan perorangan:
• Mendidik para pelanggan.
• Menyediakan produk yang berguna dan bantuan pemasaran.
• Memberikan layanan purna-jual dan dukungan kepada pembeli.
• Kelemahan utama penjualan perorangan adalah lebih mahal daripada bentuk komunikasi pemasaran lainnya. Jika dilihat dari rasio masukan terhadap hasil, maka penjualan perorangan menjadi metode yang kurang efisien.


FITUR DARI PENJUALAN PERORANGAN
• Terdapat beberapa fitur yang menarik dari pekerjaan penjualan perorangan, antara lain:
• Kebebasan kerja.
• Keragaman dan tantangan.
• Kesempatan untuk mengembangkan dan memajukan karir.
• Kompensasi yang menarik dan imbalan nonkeuangan.


FILOSOFI PENJUALAN MODERN
• Sebelumnya, penjualan perorangan lebih berorientasi kepada penjual.
• Tetapi saat ini telah berkembang filosofi penjualan modern yang berorientasi mitra. Prinsip-prinsip yang digunakan dalam filosofi penjualan modern, antara lain:
• Proses penjualan harus dibangun atas dasar kepercayaan dan saling sepakat.
• Atmosfir yang digerakkan pelanggan penting bagi pertumbuhan jangka panjang.
• Para representatif bertindak seolah-olah mereka berada pada daftar gaji pelanggan.
• Layanan purna jual adalah penting.
• Seperti dalam ilmu kedokteran, memberikan resep sebelum melakukan diagnosis merupakan malpraktik.
• Profesionalisme dan integritas wiraniaga adalah penting.


KEGIATAN MENJUAL
• Kegiatan-kegiatan umum penjualan perorangan:
1. Fungsi penjualan.
2. Bekerja berdasarkan pesanan.
3. Pelayanan produk.
4. Mengelola informasi.
5. Melayani account.
6. Menghadiri konferensi dan pertemuan.
7. Pelatihan dan perekrutan.
8. Hiburan.
9. Mengadakan perjalanan.

JENIS-JENIS PENJUALAN
1. Penjualan perdagangan
• Contoh: representatif penjualan dari pabrikan makanan yang menjual produknya kepada industri bahan pangan.
• Tugas utama wiraniaga perdagangan adalah menghasilkan volume penjualan dengan memberi para pelanggan bantuan promosi dalam bentuk periklanan dan promosi penjualan.
2. Penjualan misionaris
• Para wiraniaga misionaris menjual untuk para pelanggan langsungnya.
• Contoh: industri farmasi. Wiraniaga (detail reps) mempresentasikan produk kepada dokter untuk kemudian direkomendasikan kepada para pasiennya
3. Technical selling
• Para wiraniaga technical terdapat dalam industri-industri bahan kimia, mesin, mainframe komputer, dan jasa-jasa canggih lainnya (asuransi, dll).
• Para wiraniaga teknis yang baik harus mengenal lini produk perusahaan dan mampu mengkomunikasikan fitur-fitur khusus kepada calon pelanggan.
4. New-business selling
• Jenis penjualan ini lazimnya dilakukan untuk produk-produk seperti mesin fotokopi, peralatan pemrosesan data, dsb.
• Para wiraniaga new-business secara kontinu harus mengunjungi account-account baru.
5. Penjualan eceran
• Pada penjualan eceran, pelangganlah yang datang kepada wiraniaga.
6. Telemarketing
• Para wiraniaga menghubungi pelanggan melalui telepon untuk melakukan jenis kegiatan penjualan yang sama seperti para wiraniaga yang bertemu pelanggannya secara tatap-muka.
• Tujuan dilakukannya telemarketing:
a. Mendapatkan pelanggan baru.
b. Memenuhi petunjuk-petunjuk periklanan.
c. Melayani bisnis yang sudah ada.
Telemarketing tidak dapat diterapkan untuk semua organisasi penjualan. Beberapa faktor untuk mengevaluasi kelayakan telemarketing antara lain:
• Seberapa pentingkah tatap muka?
• Apakah para pelanggan secara geografis terpusat/tersebar?
• Seberapa besarkah jumlah pesanan khusus?
• Kriteria keputusan apa yang penting bagi para pelanggan?
• Berapa banyak pengambil keputusan yang biasanya terlibat dalam membeli produk?
• Apa sifat pembelian?
• Apa status pengambil keputusan utama?
• Tugas penjualan khusus apakah yang harus dilakukan?

PROMOSI BERORIENTASI KONSUMEN (Lanjutan)

PRICE OFF
• Promosi price-offs memberikan pengurangan harga merek yang biasa dan dicantumkan secara mencolok pada paket.
• Jenis promosi ini efektif apabila bertujuan untuk:
a. Memberi imbalan kepada pemakai merek yang sekarang.
b. Membuat konsumen membeli kuantitas merek lebih besar.
c. Membentuk pola pembelian ulang.
d. Menjamin dana promosi dapat menjangkau konsumen.
e. Memperoleh ruang display off-shelf.
f. Memberi wiraniaga insentif untuk memperoleh dukungan para pengecer.

PAKET BONUS
• Merupakan kuantitas produk ekstra yang diberikan perusahaan kepada konsumen dengan harga biasa.
• Paket bonus kadang-kadang digunakan sebagai alteratif bagi price-off deal.
• Nilai ekstra yang ditawarkan bersifat nyata sehingga membuat konsumen tidak beralih ke merek lain.
• Kelemahannya:
– Sejumlah besar barang akan dibeli oleh pelanggan yang biar bagaimanapun akan membeli merek tersebut.

RABAT/REFUNDS
• Rabat mengacu pada praktek di mana produsen memberikan diskon tunai atau penggantian kepada konsumen yang menyerahkan bukti pembelian melalui pos.
• Rabat bertujuan untuk mempertahankan pelanggan dengan mendorong mereka melakukan pembelian ulang atau memberi dukungan diskon tunai.
• Diskon gadungan (phantom dicounts)
• Dengan menggunakan rabat produsen memperoleh keuntungan: merangsang pembelian konsumen atas item-item yang diberi rabat tanpa harus membayar jumlah rabat. Karenanya hal tersebut dianggap sebagai diskon gadungan.
• Penipuan rabat
• Penipuan terjadi ketika para profesional memperoleh kas register mereka sendiri, menghasilkan penerimaan register kas palsu, dan mengirimkannya ke produsen untuk mengimpulkan cek refund tanpa membeli produk yang disyaratkan.

KONTES DAN UNDIAN
• Teknik ini menawarkan kepada konsumen kesempatan untuk memenangkan uang tunai, barang, atau hadiah perjalanan.
• Digunakan terutama untuk meningkatkan citra merek.
• Pada undian, para pemenang ditentukan atas dasar kesempatan. Pada kontes, konsumen harus memecahkan masalah kontes dan diminta untuk menyerahkan bukti pembelian.
• Undian lebih disukai daripada kontes karena tidak merepotkan konsumen dan menghasilkan respons lebih besar. Selain itu kontes terkadang menjadi serba salah.

PROMOSI KONTINUITAS
• Program ini memberikan imbalan kepada konsumen yang melakukan pembelian ulang atas merek tertentu berupa pengurangan harga atau barang gratis.
• Umumnya, program ini memberi imbalan karena konsumen telah membeli merek secara berulang kali. Hal itu berguna untuk membina hubungan yang erat dengan konsumen.
• Program poin ini juga dapat mendorong konsumen yang loyalitasnya terpecah di antara beberapa merek, untuk membeli lebih sering merek yang memiliki poin-poin promosi.

PROMOSI LEWAT INTERNET
• Internet merupakan media utama promosi yang berorientasi konsumen.
• Beberapa perusahaan menawarkan konsumen kesempatan untuk menerima kupon dengan memberi informasi mengenai diri mereka.
• Tetapi promosi secara online rentan terhadap penipuan karena kupon-kupon elektronik lebih mudah ditiru.
• Internet juga menjadi forum yang ideal untuk menghubungkan para pemasar merek yang sedang berada dalam proses menciptakan program promosi dengan para pemasok yang mengkhususkan diri dalam mengembangkan program semacam itu. Co: website PromoXchange

PROMOSI OVERLAY DAN TIE-IN
• Program overlay/kombinasi.
– Merupakan penggunaan dua atau lebih teknik promosi penjualan secara bersamaan. Contoh: penggunaan kupon dengan sarana promosi lainnya.
– Program ini dapat (a) meningkatkan kemungkinan para konsumen memperhatikan pesan promosi dan memroses penawaran promosi; (b) membekali wiraniaga dengan program penjualan yang kuat; (c) memberikan konsumen insentif yang menarik untuk membeli dalam jumlah yang lebih besar.
• Promosi tie-in
– Merupakan promosi simultan atas berbagai merek pada sebuah usaha promosi.
– Perusahaan menggunakan tie-in untuk menghasilkan peningkatan penjualan, merangsang minat pedagang dan konsumen, serta mengoptimalkan penggunaan anggaran promosi mereka.
– Masalah potensial promosi tie-in terkait dengan jadwal promosi yang terpisah di antara merek-merek serta konflik kreatif serta pesan-pesan yang terbelit.
– Untuk mengatasinya adalah dengan cara menyamakan profil merek dan bekerjasama dengan merek yang citranya saling mendukung.

PROMOSI PENGECER
• Saat ini promosi juga banyak dilancarkan oleh para pengecer dengan tujuan meningkatkan lalu lintas toko dan menawarkan konsumen diskon harga yang menarik atau deal lainnya.
• Promosi-promosi yang digunakan oleh para pengecer:
– Pemberian kupon
– Kartu frequent-shopper untuk mendapatkan diskon
– Sampling

EVALUASI IDE-IDE PROMOSI
1. Mengidentifikasi tujuan
2. Mencapai kesepakatan
3. Sistem evaluasi
a. Seberapa baikkah ide umum?
b. Apakah ide promosi penjualan akan menarik bagi pasar sasaran?
c. Apakah idenya unik, atau apakah pesaing melakukan sesuatu yang serupa?
d. Apakah promosi disajikan dengan jelas sehingga pasar yang dituju akan memperhatikan, memahami, dan menanggapi deal?
e. Seberapa efektif biaya dari ide yang diusulkan?


Tugas:

Carilah 3 contoh kasus nyata dalam sebuah perusahaan yang telah menerapkan tehnik dari beberapa tehnik promosi diatas, ambil 3 tehnik saja sesuai yang mudah Anda dapatkan.
Gunakan data-data penunjang seperti foto contoh barangnya, alat promosinya, dan instrument lain yang digunakan perusahaan, situasi/ case on location, serta hasil yang diperoleh (apapun itu, untung/rugi).

Waktu tugas selama satu minggu, sampai ada postingan materi berikutnya ke: ridlo.gtlo@gmail.com. Setiap tugas yang masuk dianggap sebagai nilai absensi.

TEORI - TEORI KAP

Teori fungsional.
Kata fungsional disini hakekatnya ini bukanlah sebuah teori, melainkan suatu perspektif yang dapat digunakan sebagai pijakan teori. Beberapa teori komunikasi menggunakan perspektif fungsional ini.

Teori-teori Struktural dan Fungsional
Bagian ini memasukkan kelompok utama pendekatan-pendekatan yang tergabung secara samar dalam ilmu sosial. Meski makna istilah strukturalisme dan fungsionalisme kurang begitu tepat, tetapi keduanya percaya bahwa struktur sosial adalah hal yang nyata dan berfungsi dalam cara yang dapat diamati secara objektif. Sebagai contoh, pengamat komunikasi mungkin berasumsi bahwa hubungan personal merupakan sesuatu yang nyata dengan bagian-bagian yang disusun secara khusus, seperti juga rumah yang merupakan suatu yang nyata dengan material yang disusun sesuai rencana. Disini hubungan dilihat sebagai struktur sosial. Pengamat akan berasumsi lebih jauh bahwa hubungan yang ada bersifat tidak statis tetapi memiliki atribut seperti ikatan, ketergantungan, kekuatan, kepercayaan dan sebagainya.

Meskipun strukturalisme dan fungsionalisme seringkali digabung, tetapi keduanya tetap berbeda dalam penekanannya. Strukturalisme yang berakar pada linguistik, menekankan pada organisasi bahasa dan sistem sosial. Fungsionalisme yang berakar pada biologi, menekankan pada cara-cara sistem yang terorganisasi bekerja untuk menunjang dirinya. Sistem terdiri atas variabel-variabel yang berhubungan timbal balik dengan variabel lain dalam sebuah fungsi network. Perubahan pada satu variabel akan mengakibatkan perubahan pada yang lain. Peletakan dua pendekatan ini secara bersama-sama menghasilkan suatu gambaran sistem sebagai struktur elemen dengan hubungan yang fungsional. Sebagai contoh, beberapa peneliti komunikasi organisasi menggunakan pendekatan struktural-fungsional dalam kerja mereka. Mereka melihat organisasi sebagai suatu sistem dimana bagian-bagian yang terkait membentuk departemen, tingkatan, perilaku umum, suasana, aktivitas kerja dan produk. Pendekatan teoritik yang paling umum dari komunikasi yaitu teori sistem. Teori sistem dan dua bidang yang berhubungan, sibernetika dan teori informasi, menyajikan perspektif yang luas mengenai cara memandang dunia. Teori sistem berkaitan dengan saling keterhubungan antara bagian-bagian dari suatu organisasi. Apakah Sistem itu ? Suatu sistem merupakan serangkaian hal yang saling berhubungan satu sama lain dan membentuk suatu keseluruhan. Suatu sistem terdiri dari empat unsur. Yang pertama yaitu obyek. Obyek adalah bagian, elemen, atau variabel dari sebuah sistem. Bagian tersebut dapat berupa fisik atau abstrak atau keduanya, bergantung pada hakekat sistem. Kedua, sistem terdiri dari sifat, kualitas, atau ciri dari sistem dan obyeknya. Ketiga, suatu sisem mempunyai hubungan internal diantara obyek-obyeknya. Ini merupakan karakteristik penting yang membatasi kualitas sistem dan merupakan tema utama yang akan diuraikan secara rinci pada bab ini. Keempat, sistem mempunyai lingkungan. Sistem tidak muncul dalam ruang kosong tetapi dipengaruhi oleh lingkungannya. Keluarga merupakan contoh sebuah sistem, anggota keluarga adalah obyek sistem. Karakteristik sebagai individu merupakan atribut, dan interaksinya membentuk keterhubungan antar anggota. Setiap keluarga berada dalam lingkungan sosial dan budaya, dan ada pengaruh timbal balik antara keluarga dan lingkungannya. Anggota keluarga bukanlah perorangan yang terpisah, keterhubungan mereka harus dipertimbangkan untuk memahami keluarga secara penuh sebagai suatu kesatuan.

Salah satu pembedaan yang paling umum yaitu antara sistem terbuka dan sistem tertutup. Sistem tertutup tidak melakukan saling pertukaran dengan lingkungannya. Sistem tersebut bergerak menuju kekacauan internal, disintegrasi, dan kematian. Model sistem tertutup paling sering diterapkan untuk sistem fisika seperti binatang, yang tidak mempunyai kualitas kelangsungan hidup. Sistem terbuka menerima zat dan energi dari lingkungannya dan meneruskannya kembali pada lingkungannya. Sistem terbuka diorientasikan kearah kehidupan dan pertumbuhan. Sistem biologis, psikologis dan sosial mengikuti model terbuka, dan sistem yang dibicarakan pada bab ini sepenuhnya adalah jenis terbuka.
Salah satu aplikasi teori system dalam bidang ilmu komunikasi yaitu yang digunakan oleh teori kebutuhan hubungan interpersonal.


Teori kebutuhan hubungan interpersonal
Teori sistem dan komunikasi dalam hubungan
Salah sastu bagian dalam lapangan komunikasi yang dikenal sebagai relational communication sangat dipengaruhi oleh teori sistem. Inti dari kerja ini adalah asumsi bahwa fungsi komunikasi interpersonal untuk membuat, membina, dan mengubah hubungan dan bahwa hubungan pada gilirannya akan mempengaruhi sifat komunikasi interpersonal.
Poin ini berdasar pada gagasan bahwa komunikasi sebagai interaksi yang menciptakan struktur hubungan. Dlaam keluarga misalnya, anggota individu secara sendirian tidak membentuk sebuah sistem, tetapi ketika berinteraksi antara satu dengan anggota lainnya, pola yang dihasilkan memberi bentuk pada keluarga. Gagasan sistem yang penting ini secara luas diadopsi dalam lapangan komunikasi. Proses dan bentuk merupakan dua sisi mata uang; saling menentukan satu sama lain.
Seorang Antropolog Gregory Bateson adalah pendiri garis teori ini yang selanjutnya dikenal dengan komunikasi relasional. Kerjanya mengarah pada pengembangan dua proposisi mendasar pada mana kebanyakan teori relasional masih bersandar. Pertama yaitu sifat mendua dari pesan: setiap pertukaran interpersonal membawa dua pesan, pesan “report” dan pesan “command”. Report message mengandung substansi atau isi komunikasi, sedangkan command message membuat pernyataan mengenai hubungan. Dua elemen ini selanjutnya dikenal sebagai “isi pesan” dan “pesan hubungan”, atau “komunikasi” dan “metakomunikasi”.
Pesan report menetapkan mengenai apa yang dikatakan, dan pesan command menunjukkan hubungan diantara komunikator. Isi pesan sederhana seperti “I love you” dapat dibawakan dalam berbagai cara, dimana masing-masing mengatakan sesuatu secara berbeda mengenai hubungan. Frasa ini dapat dikatakan dalam cara yang bersifat dominasi, submissive, pleading (memohon), meragukan, atau mempercayakan. Isi pesannya sama, tetapi pesan hubungan dapat berbeda pada tiap kasus.
Proposisi kedua Bateson yaitu bahwa hubungan dapat dikarakterisasi dengan komplementer atau simetris. Dalam hubungan yang komplementer, sebuah bentuk perilaku diikuti oleh lawannya. Contoh, perilaku dominan seorang partisipan memperoleh perilaku submissive dari partisipan lain. Dalam symmetry, tindakan seseorang diikuti oleh jenis yang sama. Dominasi ketemu dengan sifat dominan, atau submissif ketemu dengan submissif.
Disini kita mulai melihat bagaimana proses interaksi menciptakan struktur dalam sistem. Bagaimana orang merespon satu sama lain menentukan jenis hubungan yang mereka miliki. Sistem yang mengandung serangkaian pesan submissif akan sangat berbeda dengan yang mengandung rangkaian pesan yang besifat dominasi. Dan struktur pesan yang mencampur keduanya adalah berbeda pula. Meski Bateson seorang pakar antropologi, gagasannya dengan cepat dibawa kedalam psikiatri dan diterapkan pada hubungan patologis. Beberapa peneliti komunikasi memanfaatkan kerja Bateson dan kelompoknya. Aubrey Fisher, salah satu yang dikenal baik dari kelompok ini, sebagai pemimpin teoritisi sistem. Dalam buku Perspectives on Human Communication dia menerapkan konsep sistem kedalam komunikasi.
Analisa Fisher dimulai dengan perilaku seperti komentar verbal dan tindakan nonverbal sebagai unit terkecil analisa dalam sistem komunikasi. Perilaku yang dapat diamati ini dapat dilihat atau didengar dan merupakan satu-satunya ekspresi pemikiran bagi keterhubungan individu dalam sistem komunikasi. Dari sudut pandang sistem, perilaku itu sendiri adalah apa yang dihitung, dan struktur hubungan terdiri atas pola perilaku yang tersusun ini. Dengan kata lain, hubungan kita dengan orang lain ditentukan oleh bagaimana kedua kita bertindak dan apa yang kita katakan.
Pola komunikasi dibentuk oleh sekuen tindakan. Ketika kita berkomunikasi kita bertindak dan bereaksi dalam sekuen, jadi interaksi adalah arus pesan. Fisher percaya bahwa arus bicara dengan dirinya sendiri mengatakan sedikit mengenai komunikasi, sehingga harus dipecah kedalam unit-unit yang mengandung tindakan dan respon. Fisher mengembangkan metode untuk mengetahui semua pola percakapan, yang terdiri atas pesan-pesan penyandian, sehingga pola respon dapat ditetapkan. Unit yang paling dasar dari komunikasi dipakai Fisher adalah interact, atau rangkaian dua pesan yang bersambungan diantara dua orang. Contohnya yaitu pertanyaan dari orang pertama diikuti oleh jawaban dari orang kedua. Pertanyaan yang diikuti oleh jawaban akan berbeda dari permintaan yang diikuti persetujuan. Permintan yang diikuti oleh penawaran adalah berbeda dari suggestion atau saran yang diikuti oleh keberatan. Interaksi dikombinasikan kedalam unit yan glebih besar disebut double interact (tiga tindakan), dan selanjutnya dikombinasi lagi kedalam triple interact (empat tindakan). Struktur dari keseluruhan interaksi merupakan rangkaian interaksi yang makin lama makin membesar.
Kebanyakan kerja Fisher melibatkan pembuatan keputusan dalam kelompok kecil. Dalam risetnya dia menyandi apa yang orang katakan dalam diskusi kelompok dan menganalisa interaksi ini dalam cara yang seluruh pola, atau struktur dari diskusi dapat digambarkan. Fisher menunjukkan bagaimana interaksi berkombinasi dengan bentuk fase pemuatan keputusan kelompok.
Diantara periset yang terkenal dalam komunikasi relasional adalah Edna Rogers dan Frank Millar. Kerja Millar dan Rogers merupakan aplikasi langsung dari gagasa Bateson dan konsisten dengan teori Fisher. Secara khusus, mereka bertanggung jawab bagi pengembangan metode riset mengenai pengkode-an dan pengelompokan pola relasional. Seperti Fishe, Millar dan Rogers mengamati percakapan dan kode tindakan komunikasi dalam suatu cara yang membiarkan mereka menemukan pola yang diciptakan melalui interaksi. Dari risetnya mereka mengembangkan teori yang menunjukkan bagaimana hubungan mengandung struktur kontrol, kepercayaan, dan keakraban..

Teori disonansi kognitif
Teori Leon Festinger mengenai dissonansi kognitif merupakan salah satu teori yang paling penting dalam sejarah psikologi sosial. Selama bertahun-tahun teori ini menghasilkan sejumlah riset dan mengisi aliran kritik, interpretasi, dan extrapolasi.
Festinger mengajarkan bahwa dua elemen kognitif termasuk sikap, persepsi, pengetahuan, dan perilaku. Tahap pertama yaitu posisi nol, atau irrelevant, kedua yaitu konsisten, atau consonant dan ketiga yaitu inkonsisten, atau dissonant. Dissonansi terjadi ketika satu elemen tidak diharapkan mengikuti yang lain. Jika kita pikir merokok itu berbahaya bagi kes ehatan, mereka tidak berharap kita merokok. Apa yang konsonan dan dissonan bagi seseorang tidak bisa berlaku b agi orang lain. Jadi kita harus selalu menanyakan apa yang konsisten dan yang tidak konsisten dalam sistem psik ologis orang itu sendiri.
Dua premis yang menolak aturan teori dissonansi. Pertama yaitu bahwa dissonansi menghasilkan ketegangan atau penekan an yang menekan individu agar berubah sehingga dissonansi terkurangi. Kedua, ketika dissonansi hadir, indivi du tidak hanya berusaha menguranginya, melainkan juga akan menghindari situasi dimana dissonansi tambahan bisa dihasilkan. Semakin besar dissonansi, semakin besar kebutuhan untuk menguranginya. Contoh, semakin perokok tidak konsisten dengan pengetahuannay mengenai efek negatif merokok, semakin besar dorongan untuk berhenti merokok. Dissonansi itu sendiri merupakan hasil dari dua variabel lain, kepentingan elemen kognitif dan sejumlah elemen yang terlibat dalam hubungan yang dissonan. Dengan kata lain, jika kita mempunyai beberapa hal yang tidak konsisten dan jika itu penting untuk kita, kita akan mengalami dissonansi yang lebih besar. Jika kesehatan tidak penting, pengetahuan bahwa merokok itu buruk bagi kesehatan kemungkinan tidak mempengaruhi perilaku perokok secara aktual.
Bagaimana kita terkait dengan dissonansi kognitif ini ? Festinger mengemukakan sejumlah metode. Pertama, kita bisa mengubah satu atau lebih elemen kognitif, perilaku atau sikap mungkin. Sebagai contoh, sebagai seorang perokok , kita bisa berhenti merokok atau kita bisa berhenti mempercayai bahwa itu merusak kesehatan. Kedua, elemen baru mungkin ditambahkan pada satu bagian ketegangan atau yg lain. Misalnya, kita bisa beralih mengunyah cerutu. Ketiga, kita bisa sampai untuk melihat elemen sebagai hal yang kurang penting daripada yang mereka gunakan. Contoh, kita mungkin memutuskan bahwa kesehatan tidaklah sepenting kondisi pikiran. Keempat, kita bisa mencari konsonan informasi seperti pembuktian terhadap keuntungan merokok dengan membaca studi perusahaan cerutu. Kelima, kita bisa mengurangi dissonansi dengan membuang atau misinterpretasi informasi yang terlibat. Ini dapat terjadi jika kita memutuskan bahwa meski merokok beresiko pada kesehatan, tidaklah berbahaya sebagai weight yang akan kita capai jika kita berhenti merokok. Tidak masalah metode mana yang akan kita pilih, itu semua akan mengurangi dissonansi dan membuat kita merasa lebih baik dalam sikap, kepercayaan, dan tindakan.
Kebanyakan teori dan riset mengenai dissonansi kognitif disekitar situasi yang bervariasi dimana dissonansi sebenarnya dihasilkan. Ini memasukkan situasi seperti pembuatan keputusan, persetujuan yang terpaksa, inisiatif, dukungan sosial, dan usaha yang sungguh-sungguh.
Jumlah dissonansi sebuah pengalaman sebagai hasil keputusan bergantung pada empat variabel, pertama dan yang terpenting yaitu keputusan. Keputusan tertentu, yaitu seperti ketinggalan sarapan, mungkin tidak dan menghasilkan sedikit dissonansi, tetapi membeli mobil dapat menghasilkan banyak dissonansi.
Variabel kedua adalah sifat menarik alternatif yang dipilih. Hal lain yang mirip, bahwa semakin kurang atraktif alternatif pilihan, semakin besar dissonansi. Kita kemungkinan akan menderita lebih banyak dissonansi dari membeli mobil butut daripada mobil yang masih mulus. Ketiga, semakin besar sifat atraktif yang diketahui dari alternatif yang dipilih, semakin terasa dissonansi. Jika kita berharap kita dapat menabung untuk pergi ke Eropa disamping membeli mobil, kita akan menderita dissonansi.
Akhirnya, semakin tinggi tingkat similaritas atau tumpang tindih diantara alternatif, semakin kurang dissonansi. Jika kita berdebat diantara dua mobil yang sama, membuat keputusan dengan bertujuan pada salah satu tidak akan menghasilkan banyak dissonansi, tetapi jika kita memutuskan antara membeli mobil dan pergike Eropa, kita akan memiliki banyak dissonansi.
Situasi lain dimana disonansi cenderung berhasil yaitu paksaan kesepakatan, atau dipengaruhi untuk melakukan atau mengatakan sesuatu yang berlawanan dengan kepercayaan atau nilai kita. Situasi ini biasanya terjadi ketika reward terlibat untuk sepakat atau hukuman jika tidak sepakat. Teori dissonansi meramalkan bahwa semakin sedikit tekanan untuk patuh, semakin besar dissonansi. Jika kita diminta untuk melakukan sesuatu yang kita tidak suka melakukan tetapi kita dibayar banyak, kita tidak akan merasa banyak dissonansi seperti jika kita dibayar lebih sedikit. Semakin sedikit justifikasi eksternal (seperti ganjaran dan hukuman), semakin banyak kita harus fokus pada inkonsistensi internal dalam diri kita. Inilah mengapa menurut teoritisi dissonansi, tekanan sosial yang ‘lunak’ dapat begitu kuat: dapat menyebabkan banyak dissonansi. Ini juga menjelaskan mengapa kita harus mengambil kerja yang bergaji tinggi meski kita tidak suka. Bayaran tinggi dapat dipakai sebagai justifikasi untuk melakukannya.
Teori dissonansi juga membuat beberapa prediksi lain. Teori itu meramalkan, misalnya, bahwa semakin sulit inisiatif seseorang terhadap kelompok, semakin besar komitmen orang itu untuk berkembang. Semakin banyak dukungan sosial yang seseorang terima dari teman terhadap ide atau tindakan, semakin besar tekanan untuk percaya pada ide atau tindakan itu. Semakin besar jumlah usaha yang diterapkan dalam tugas, semakin orang akan merasionalisasi nilai tugas tersebut.
Rokeach: Sikap, Kepercayaan, dan Nilai. Salah satu teori yang paling komprehensif mengenai sikap dan perubahannya yaitu milik Milton Rokeach. Dia mengembangkan penjelasan yang meluas mengenai perilaku manusia berdasarkan kepercayaan, sikap dan nilai.
Rokeach percaya bahwa setiap orang mempunyai sistem yang tersusun dengan baik atas kepercayaan, sikap dan nilai, yang menuntun perilaku. Belief adalah ratusan atau ribuan pernyataan yang kita buat mengenai diri dan dunia. Kepercayaan dapat bersifat umum ataupun khusus, dan itu disusun dalam sistem dalam hal sentralitas atau pentingnya terhadap ego. Pada pusat sistem kepercayaan yang dibangun dengan baik itu, kepercayaan yang secara relatif tidak dapat berubah yang membentuk inti sistem kepercayaan. Pada pinggiran sistem terbentang sejumlah kepercayaan yang tidak signifikan yang dapat mudah berubah. Percaya bahwa orang tua kita bahagia dalam perkawinan kemungkinan cukup penting, karena dampaknya yaitu banyak hal lain yang kita anggap benar. Percaya bahwa kita perlu potong rambut, di sisi lain, adalah sampingan.
Semakin penting kepercayaan, semakin resisten untuk berubah dan semakin perubahan itu berdampak terhadap keseluruhan sistem. Dengan kata lain, jika salah satu pusat kepercayaan kita berubah, mengharap perubahan yang agak mendalam mengenai bagaimana kita memikirkan tentang banyak hal. Inilah mengapa anak begitu terguncang ketika orang tua yang mereka asumsikan memiliki perkawinan yang bahagia itu bercerai.
Attitude adalah kelompok kepercayaan yang disusun disekitar obyek fokal dan menyarankan pada orang untuk berperilaku dalam cara tertentu terhadap obyek tersebut. Kita mempunyai ratusan bahkan ribuan kepercayaan dan mungkin ribuan sikap, yang masing-masing mengandung sejmlah kepercayaan mengenai sikap obyek.
Rokeach percaya sikap merupakan dua jenis penting yang harus selalu dipandang bersamaan. Terdapat sikap terhadap obyek dan sikap terhadap situasi. Perilaku orang dalam situasi tertentu merupakan fungsi dari kedua kombinasi ini. Jika kita tidak berperilaku dalam situasi yang berlaku secara konsisten dengan sikap kita terhadap hal tertentu, itu kemungkinan karena sikap kita terhadap situasi mencegahnya. Contoh untuk jenis inkonsistensi ini yaitu makan makanan yang kita tidak suka saat kita dijamu makan sebagai tamu. Poin disini bahwa perilaku merupakan fungsi dari berbagai rangkaian sikap, dan sistem terdiri atas banyak kepercayaan yang berkumpul dalam sentralitasnya.
Rokeach percaya bahwa konsep tersebut dalam menjelaskan perilaku, nilai orang merupakan yang paling penting.value adalah tipe kepercayaan khusus yang penting dalam sistem dan bertindak sebagai penuntun kehidupan. Nilai ada dua macam, nilai instrumental seperti kerja keras dan kesetiaan, merupakan garis penuntun bagi kehidupan yang menjadi dasar perilaku sehari-hari. Nilai terminal adalah ujung tujuan kehidupan terhadap mana kita bekerja. Contoh antara lain kesehatan dan kebahagiaan.
Komponen lain dalam sistem kepercayaan-sikap-nilai yang mengasumsikan keseluruhan yang sangat penting yang konsep diri, kepercayaan orang mengenai diri. Ini merupakan jawaban atas pertanyaan Siapa saya ?. konsep diri secara khusus penting dalam sistem sebagai ujung tujuan keseluruhan sistem seseorang. Jadi, jika kepercayaan, sikap, dan nilai menyatakan komponen sistem, konsep diri adalah yang menuntun tujuannya.
Rokeach pada dasarnya teoritisi konsistensi. Dia memasukkan sejumlah hipotesis signifikan mengenai sikap, kepercayaan, dan nilai, tetapi dia menyimpulkan bahwa orang dituntun oleh kebutuhan untuk konsisten dan bahwa inkonsistensi menciptakan tekanan untuk berubah. Rokeach memperluas penjelasannya mengenai konsistensi paling jauh dibandingkan teori lain dalam aliran ini. Dengan meletakkan sistem keseluruhan menjadi pertimabngan, dia melihat konsistensi sebagai hal yang sangat kompleks.


Teori pertukaran social: masuk teori komunikasi kelompok

Teori self disclosure
Disclosure dan understanding merupakan tema penting dalam teori komunikasi pada tahun ’60 dan ‘70-an. Sebagian besar sebagai konsekuensi aliran humanistik dalam psikologi, sebuah ideologi “honest communication” muncul, dan beberapa dari pemikiran kita tentang apa yang membuat komunikasi interpersonal itu baik dipengaruhi oleh gerakan ini. Didorong oleh karya Carl Rogers, disebut Third Force begitu dalam psikologi menyatakan bahwa tujuan komunikasi adalah meneliti pemahaman diri dan orang lain dan bahwa pengertian hanya dapat terjadi dengan komunikasi yang benar.
Menurut psikologi humanistik, pemahaman interpersonal terjadi melalui self-disclosure, feedback, dan sensitivitas untuk mengenal / mengetahui orang lain. Misunderstanding dan ketidakpuasan dalam hubungan diawali oleh ketidakjujuran, kurangnya kesamaan antara tindakan seseorang dengan perasaannya, miskin feedback, serta self disclosure yang ditahan.
Banyak riset pengenalan diri muncul dari gerakan humanistik ini. Seorang teoritisi yang menggali proses self-disclosure ini adalah Sidney Jourard. Uraiannya bagi kemanusiaan sifatnya terbuka dan transparan. Transparansi berarti membiarkan dunia untuk mengenal dirinya secara bebas dan pengenalan diri seseorang pada orang lain. Hubungan interpersonal yang ideal menyuruh orang agar membiarkan orang lain mengalami mereka sepenuhnya dan membuka untuk mengalami orang lain sepenuhnya.
Jourard mengembangkan gagasan ini setelah mengamati bahwa sakit mental cenderung tertutup bagi dunia. Dia menemukan bahwa mereka menjadi sehat ketika mereka bersedia mengenalkan dirinya pada ahli terapi. Kemudian, Jourard menyamakan kesakitan (sickness ) dengan ketertutupan dan kesehatan dengan transparansi. Jourard melihat pertumbuhan –pergerakan orang menuju cara berperilaku yang baru- sebagai hasil langsung dari keterbukaan pada dunia. Orang yang sakit sifatnya tetap dan stagnan; pertumbuhan orang akan sampai pada posisi hidup baru. Selanjutnya, perubahan merupakan esensi dari pertumbuhan personal.
Personal growth melekat pada komunikasi interpersonal sebab dunia merupakan sosial yang sangat luas. Untuk menerima perubahan seseorang itu sendiri meminta kita untuk menetapkan bahwa kita juga diterima oleh orang lain. Pertumbuhan akan sulit jika orang-orang di sekitar kita tidak membuka untuk penerimaan kita sendiri.
Sekarang kita mengerti self-disclosure sebagai proses yang lebih kompleks daripada yang dilakukan pada tahun ’60 dan ‘70-an. Sebagai contoh pemikiran terbaru atas subyek ini, Sandra Petronio meletakkan secara bersamaan serangkaian ide mengenai kompleksitas self-disclosure dalam relationship. Teori ini berdasar pada risetnya sendiri dan survey pada sejumlah banyak kajian lain dengan topik pengembangan hubungan dan disclosure. Dia menerapkan teori ini pada pasangan yang menikah khususnya, selain juga dapat diterapkan pada bermacam-macam; hubungan.
Menurut Petronio, individu terlibat dalam hubungan secara konstan menjadi bagian dalam proses pengaturan yang membatasi antara publik dan privat, antara perasaan dan pikiran yang mereka mau berbagi dengan sang patner dengan perasaan dan pikiran yang tidak mau mereka bagi. Permainan diantara kebutuhan untuk berbagi dan kebutuhan untuk melindungi diri ini sifatnya konstan dan mendorong pasangan untuk membicarakan dan mengkoordinasi batasan mereka. Kapan kita diketahui dan kapan tidak ? dan ketika pasangan memberitahukan informasi personal, bagaimana kita merespon ?
Ketika orang memberi tahu sesuatu, dia sedang membuat permintaan pada orang lain untuk meresponnya dengan sesuai. Demand / permintaan dan respond perlu dikoordinasi. Ketika kita memberi tahu sesuatu pada patner kita, dia dapat merespon dalam cara yang membantu kualitas hubungan dan kebahagiaan atau dalam cara yang tidak begitu.
Selanjutnya, pengaturan batasan memerlukan pertimbangan dan pikiran. Orang membuat keputusan mengenai bagaimana dan kapan untuk memberi tahu, dan mereka memutuskan mengenai bagaimana merespon permintaan orang lain. Bermacam-macam strategi langsung dan tidak langsung dapat diusahakan, dan problem yang berulang bagi pasangan yaitu mengkoordinasi jenis-jenis disclosure dan respon yang mereka gunakan. Contoh, ketika kita membuat disclosure yang langsung dan jelas, kita biasanya menginginkan respon yang juga langsung dan jelas, dan ketika kita membuat disclosure yang samar dan implisit, kita mungkin ingin diberi lebih banyak waktu untuk mendalami situasi, mungkin secara coba-coba, dengan patner kita.
Sejauh ini, semua teori yang dibahas menunjukkan bagaimana pentingnya informasi dalam penguatan hubungan. Kita kadang-kadang memantau informasi yang disediakan oleh orang lain dan memberi informasi mengenai diri kita sendiri.

Teori penetrasi social
Salah satu proses yang paling luas dikaji atas perkembangan gubungan adalah penetrasi sosial. Secara garis besar, ini merupakan ide bahwa hubungan menjadi labih akrab seiring waktu ketika patner memberitahukan semakin banyak informasi mengenai mereka sendiri. Selanjutnya, social penetration merupakan proses peningkatan disclosure dan keakraban dalam hubungan.
Gerald Miller dan rekannya secara literal mengartikan komunikasi interpersonal dalam term penetrasi. Semakin bertambah yang saling diketahui oleh masing-masing komunikator, semakin bertambah karakter interpersonal yang berperan dalam komunikasi mereka. Semakin sedikit yang mereka ketahui tiap personnya, semakin impersonal komunikasi itu. Komunikasi interpersonal karenanya merupakan beragam proses penetrasi sosial. Teori penetrasi sosial yang paling terkenal yaitu milik Altman dan Taylor.

Original Social Penetration Theory. Irwin Altman dan Dalmas Taylor mengenalkan istilah penetrasi sosial. Manurut teori mereka, karena hubungan itu berkembang, komunikasi bergerak dari level yang relatif sedikit dalam, tidak akrab, menuju level yang lebih dalam, lebih personal. Personalitas komunikator dapat diperlihatkan melalui lingkungan dengan lapisan tiga dimensi; memiliki jarak (breadth) dan kedalaman (depth). Breadth merupakan susunan yang berurutan atau keragaman topik yang merasuk kedalam kehidupan individu. Depth adalah jumlah informasi yang tersedia pada tiap topik. Pada jarak terjauh akan merupakan level komunikasi yang dapat dilihat, seperti berpakaian dan bicara. Didalamnya merupakan detil privat yang meningkat mengenai kehidupan, perasaan, serta pikiran partisipan. Karena hubungan itu berkembang, patner berbagi lebih banyak atas diri, menyediakan breadth sebaik depth, melalui pertukaran informasi, perasaan dan aktivitas.
Komunikasi kemudian dibantu oleh pemakaian level-level. Pada saat level tertentu tercapai, dibawah kondisi yang memungkinkan sepasang patner berbagi dalam meningkatkan breadth pada level tersebut. Contohnya, setelah kencan beberapa saat pasangan yang menikah bisa mulai mendiskusikan tindakan berpasangan selanjutnya, dan makin bertambah informasi mengenai langkah berpasangan selanjutnya akan diperlihatkan / diberitahu sebelum bergerak bahkan menuju level disclosure yang lebih dalam semisal sejarah seksual.
Teori Altman dan Taylor didasarkan dalam sebagian besar dari satu ide yang paling populer dalam ilmu sosial –bahwa hubungan akan berhasil ketika secara relatif memperoleh ganjaran ( rewarding ) dan akan berhenti ketika secara relatif mengeluarkan biaya ( cost ). Proses ini dikenal sebagai pertukaran sosial. Menurut Altman dan Taylor, pasangan relasional bukan hanya mengandung reward dan cost atas hubungan pada saat tertentu, tetapi juga menggunakan informasi yang mereka cari untuk meramalkan reward dan cost di waktu mendatang.
Jika patner menilai bahwa reward secara relatif lebih besar dari cost, mereka akan beresiko lebih banyak disclosure yang mempunyai potensi gerakan partisipan menuju level keakraban yang lebih dalam. Semakin besar reward yang diketahui relatif terhadap cost, semakin cepat penetrasi. Altman dan Taylor menemukan bahwa penetrasi tercepat cenderung terjadi dalam langkah awal perkembangan ketika reward cenderung malampaui cost.
Terdapat empat langkah perkembangan hubungan. Orientation mengandung komunikasi impersonal, dimana seseorang memberitahu hanya informasi yang sangat umum mengenai dirinya sendiri. Jika tahap ini menghasilkan reward pada partisipan, mereka akan bergerak menuju tahap berikutnya, the exploratory affective exchange , dimana perluasaan / ekspansi awal informasi dan gerakan menuju level lebih dalam dari disclosure itu terjadi. Tahap ketiga, affective exchange memusatkan pada perasaan evaluatif dan kritis pada level yang lebih dalam. Tahap ini tidak akan dimasuki kecuali jika patner menyadari reward substansial yang relatif terhadap cost dalam tahap lebih awal. Akhirnya, stable exchange adalah keakraban yang sangat tinggi dan mengijinkan patner untuk meramalkan setiap tindakan pihak lain dan menanggapinya dengan sangat baik.
Altman dan Taylor menunjukkan bahwa perkembangan hubungan bukan hanya melibatkan peningkatan penetrasi sosial. Juga terlalu sering melibatkan keakraban yang menurun, ketidakteraturan, dan tanpa solusi. Altman dan Taylor menyarankan bahwa reward terkurangi dan cost meningkat pada level komunikasi yang lebih akrab, proses penetrasi sosial akan terbentuk dan hubungan akan mulai mengambil bagian.

Modifikasi terhadap penetrasi sosial. Teori penetrasi sosial orisinal penting dalam memusatkan perhatian kita pada pengembangan hubungan sebagai proses komunikasi. Terdapat banyak kebenaran terhadap ide bahwa hubungan menjadi lebih dekat jika informasi dibagi, dan bahwa perkembangan secara parsial merupakan proses peningkatan keakraban. Pada saat yang sama, teori original tersebut dianggap terlalu sederhana.
Kebanyakan siswa perkembangan hubungan sekarang ini percaya bahwa penetrasi sosial sifatnya berputar, sebagai proses dialektis. Disebut berputar ( cyclical ) sebab berlangsung dalam bentuk siklus timbal-balik, serta disebut bersifat dialektis karena melibatkan pengaturan pertentangan / ketegangan antara lawan-lawannya.
Sebuah dialectic adalah ketegangan antara dua atau lebih elemen yang berlawanan dalam sistem yang pada akhirnya kadang-kadang meminta resolusi. Analisa dialektis melihat cara sistem berkembang atau berubah, bagaimana ia bergerak, dalam merespon ketegangan. Dan ia melihat strategi tindakan yang dipakai sistem untuk menyelesaikan kontradiksi.
Altman dan rekannya sekarang menyatakan bahwa dialektik ini biasanya diatur dalam sebuah istilah panjang hubungan oleh semacam siklus yang dapat diramalkan. Dengan kata lain, karena hubungan itu berkembang, keterbukaan dan ketertutupan yang berputar pada pasangan nikah mempunyai pengaturan tertentu atau ritme yang dapat diramalkan. Pada saat yang sama, dalam beberapa hubungan yang dikembangkan, perputaran yang terjadi lebih besar dibadingkan hubungan yang kurang dikembangkan. Hal ini sebab, konsisten dengan perkiraan dasar teori penetrasi sosial, hubungan yang dikembangkan rata-rata lebih diterima.
Untuk mengetes ide ini, analisa Arthur VanLear menunjukkan bahwa dalam percakapan pasangan nikah siklus keterbukaan terjadi dan beberapa sinkronisasi juga terjadi. Sebagai perbandingan, juga diamati kelompok pelajar yang ternyata juga mencerminkan hal yang sama. Kedua kajian tersebut menunjukkan bahwa siklus tersebut terjadi, bahwa sifatnya kompleks, bahwa patner mengenal siklus mereka, dan bahwa penggabungan dan sinkronisasi seringkali terjadi. Penting untuk dicatat, ternyata bahwa jumlah sinkroni tidak sama pada tiap pasangan, yang berarti bahwa terdapat perbedaan antar pasangan dalam kemampuan mereka untuk mengkoordinasi siklus self-disclosure.

TANTANGAN MEDIA

Tantangan dalam menghadapi perkembangan industri media

Ada dua aspek yang perlu kita perhatikan dalam menghadapi industri media saat ini:
Menyangkut perangkat keras (hardware) atau produk teknologi informasi dan komunikasi. Berbagai produk teknologi yang berkembang pesat akhir-akhir ini praktis telah menjelma menjadi medium-medium baru dalam penyampaian informasi.
Menyangkut pergeseran struktur dan mekanisme dalam industri media itu sendiri, yang mengakibatkan perubahan pula dalam pola kerja dan operasional industri media. Pergeseran ini terjadi terutama karena didorong oleh faktor-faktor lingkungan global, seperti proses globalisasi, yang imbasnya mempengaruhi industri media di Indonesia.
Tantangan bagi praktisi komunikasi dalam menghadapi industri media di era globalissi antara lain:

Munculnya jenis-jenis media baru
Sebagai contoh, telepon seluler atau HP pada awalnya hanyalah alat komunikasi pengganti telepon, yang memiliki keunggulan dari segi mobilitas. Namun, HP jenis terbaru memiliki fungsi yang beraneka ragam. Mulai dari kalkulator, notepad (untuk membuat tulisan), membuat presentasi, melakukan transaksi perbankan, menggantikan peran komputer biasa untuk menjelajah internet, mengirim dan menerima e-mail, menerima dan mengirim berita, bahkan menerima siaran televisi.

Media yang semakin bersifat interaktif
Berkat perkembangan teknologi Internet, media lama seperti televisi juga bisa berubah sifat atau karakternya. Jika sebelumnya penonton televisi hanya dapat bersikap pasif, dalam arti hanya bisa “pasrah” memilih dari sekian channel yang tersedia, kini mereka bisa bersikap jauh lebih aktif.

Munculnya jenis “jurnalisme baru”
Media internet sendiri, sebagai suatu media baru (new media), pada gilirannya juga telah menghadirkan sekian macam bentuk jurnalisme yang sebelumnya tidak kita kenal. Salah satunya adalah yang kita sebut sebagai “jurnalisme warga” (citizen journalism). Dengan biaya relatif murah, kini setiap pengguna Internet pada dasarnya bisa menciptakan media tersendiri. Mereka dapat melakukan semua fungsi jurnalistik sendiri, mulai dari merencanakan liputan, meliput, menuliskan hasil liputan, mengedit tulisan, memuatnya dan menyebarkannya di berbagai situs Internet atau di weblog yang tersedia gratis. Dengan demikian, kehadiran “jurnalisme warga” ini juga telah menjadi tantangan bagi jenis “jurnalisme mapan,” yang diterapkan di media-media konvensional, seperti: suratkabar, majalah, radio, dan televisi.

Membaurnya Newsroom dan Bagian Bisnis
Tren terakhir menunjukkan semakin ketatnya iklim persaingan dan semakin menguatnya nilai-nilai kepentingan ekonomi (profit) atas nilai-nilai “jurnalisme murni”. Pemilihan topik atau isyu untuk diliput, misalnya, semakin mempertimbangkan faktor untung-rugi (cost-benefit) secara finansial. Jadi, tidak semata-mata hanya mempertimbangkan nilai “jurnalisme murni.”

“Kesadaran akan aspek finansial” di kalangan jurnalis
Sejak kondisi ekonomi nasional memburuk akibat krisis moneter pada awal tahun 1990-an, secara otomatis ditanamkan kesadaran akan biaya dalam peliputan berita. Jadi, yang dipertimbangkan bukan cuma nilai jurnalistik semata.

Tekanan kompetisi dan pengelompokan media
Terakhir, tekanan kompetisi lokal maupun global, serta dorongan untuk makin meningkatkan efisiensi, menurunkan cost, dan meningkatkan profit, memunculkan berbagai merger atau aliansi antara berbagai institusi media, khususnya di media televisi siaran di Indonesia.

Hal ini bisa dilihat dari mengelompoknya RCTI, TPI, dan Global TV di bawah payung MNC (PT. Media Nusantara Citra). Kelompok kedua, dengan payung PT. Bakrie Brothers (Grup Bakrie), membawahi: ANTV dan Lativi. Kelompok ketiga, dengan payung PT. Trans Corpora (Grup Para), membawahi: Trans TV dan Trans-7 (dulu TV7).
Dengan demikian, seorang jurnalis mungkin akan dituntut untuk memiliki kemampuan menulis dengan format yang berbeda-beda, karena tulisannya bukan cuma akan dimuat di satu jenis media, tetapi juga di jenis-jenis media lainnya.

TEKNIK MENCARI BERITA

Bagaimana Berita Diperoleh?
Melalui Meeting
Berita diduga diperoleh melalui meeting (Forum Rapat Proyeksi) untuk merencanakan pencarian dan penciptaan berita.
Forum rapat proyeksi yaitu rapat perencanan berita, peliputan atau rapat rutin wartawan dibawah koordinasi korlip (koordinator liputan).
Diikuti oleh beberapa redaktur (redaktur bidang, rdaktur halaman, redaktur senior, atau redaktur pelaksana)
Pelaksanaan rapat biasanya sore/malam hari dan tidak lebih dari 60 menit
Dalam rapat proyeksi, setiap reporter/wartawan mengajukan usulan liputan dalam lebar proyeksi yang berisi:
• Nama reporter
• Kode reporter
• Bidang liputan
• Topik/fokus liputan
• Target waktu liputan
Forum rapat proyeksi memutuskan apakah usulan liputan reporter disetujui, ditunda, atau ditolak

Rapat proyeksi berpijak pada tiga asumsi:
Berita diduga yang baik hanya bisa diperoleh melalui persiapan perencanaan yang baik. Masyarakat kita semakin dinamis dan kritis sebagai dampak langsung bergulirnya era reformasi. Media massa sebagai industri jasa komunikasi dan informasi, kini dihadapkan pada pola kompetisi yang ketat, keras, dan tajam.

Redaktur Pelaksana dan Pemimpin Redaksi bertugas:
Memimpin rapat proyeksi
Memberikan penekann tentang visi dan aksentuasi peliputan berita
Evaluasi atas keseluruhan kinerja redaksi
Memberikan inspirasi, motivasi


Melalui Hunting
Untuk berita yang tidak diduga, tiba-tiba dan tidak direncanakan maka seorang wartawan haus berubah peran sebagai hunter yang harus memiliki kemampuan dasar sebagai berikut:
sense of news (kepekaan berita yang tajam)
hear of news (daya pendengaran berita yang baik)
noise of news (mengembangkan daya penciuman yang tajam)
news seeing (mempunyai tatapan penglihatan berita yang jauh dan jelas)
news feeling (piawai dalam melatih indra perasa berita)
news experiences (pengalaman berita yag dipetik dan digali langsung dari lapangan)
menguasai teori dan aplikasi bahasa.


M A N A J E M E N M E D I A

General Manager (Pemimpin Umum)
Jabatan yg mengurus segala kegiatan media, baik bidang redaksional maupun bidang usaha
Menjadi penghubung kebijakan para pemilik media dengan segala jajaran jabatan & pekerjaa yang ada di media tersebut
Bertanggungjawab atas maju mundurnya media yang dipimpin
Mengendalikan pekerjaan bidang Redaksional, bidang percetakan, bidang usaha
Memiliki kekuasan yang luas, mengambil kebijakan, menentukan arah perkembangan penerbitannya dan memperhitungkan rugi/laba dari perusahaannya.
Dibantu oleh 3 orang pemimpin, yaitu: Pemimpin Redaksi, Percetakan, dan Perusahaan.

Redaksional (the Editorial department)
Bertanggungjawab atas pekerjaan yang terkait dengan pencarian dan pelaporan berita
Dipimpin oleh Pemimpin Redaksi untuk merencanakan, melaksanakan, dan menghasilkan “peristiwa” yang diberitakan.
Peristiwa yang terjadi dimasyarakat menjadi orientasinya
Dibantu oleh Redaktur Pelaksana, Redaktur Bidang, wartawan dan koresponden

Bidang Produksi
Bagian yang merupakan naskah-naskah pemberitaan, opini, informasi atau info-info yang lainnya.
Terkait dengan peralatan yang dibutuhkan oleh sebuah media pemberitaan. Tergantung pada teknologi media yang menjadi saluran pemberitaan dari sebuah lembaga media pemberitaan.
Dibantu oleh manajemen produksi (pra cetak, cetak & perawatan) dan manajemen administrasi (administrasi keuangan & administrasi umum/personalia)

Bidang Usaha (Business Department)
Dikendalikan oleh pemimpin Perusahaan
Menjadi mata rantai kendali pemimpin umum untuk bidang mengembangkan bisnis dari sebuah lembaga media pemberitaan.
Melakukan langkah-langkah manajemen bisnis yang terkait dengan usaha mengembangkan lembaga medi pemberitaan independent & memenuhi fungsinya ebagai medium jurnalisme yang berorientasi kepada public (bukan bisnis semata, atau politik, atau kepentingan diluar jurnalisme)
Bidang yang a dalam lingkup usaha antar lain: bidang produksi, sirkulasi, iklan, keuangan, teknik, personalia, dan layanan pelanggan (customer care).

Contoh:
---STRUKTUR MANAJEMEN MEDIA CETAK---

PEMIMPIN UMUM

PEMIMPIN REDAKSI

MANAGER PERUSAHAAN

MANAGER PRODUKSI

REDAKTUR BIDANG
(Berita, Opini, Hiburan, Kampus)

Wartawan

Administrasi & Keuangan
PR & Periklanan

Lay-out Editor (art designers)
Dummy
Percetakan

Fotografer